Karena itu, tidak heran jika provinsi yang baru dimekarkan tahun 2008 lalu ini masih menempati urutan kedua provinsi termiskin di Indonesia. Urutan pertama Provinsi Papua.
Tingginya angka pengangguran tersebut menurut Abraham, salah satunya disebabkan masih sedikitnya dari jumlah investasi yang masuk, yang mampu memberi sumbangan pembentukan nilai tambah bagi masyarakat lokal.
Padahal paling tidak, saat ini terdapat 22 investasi yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai invetasi Rp2,5 triliun. Sementara investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA), terdapat 31 proyek dengan nilai investasi Rp4 triliun lebih.
“Meski laju pertumbuhan ekonomi dari sektor migas (minyak bumi dan gas alam) menunjukkan peningkatan signifikan dari 7,02 persen pada tahun 2009, dan menjadi 26,82 persen di tahun 2010 yang berasal dari produksi LNG Tangguh. Tapi peningkatan ini tidak berkorelasi positif terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat,” katanya di Jakarta, Rabu (12/12).
Karena tidak bisa berharap banyak dari investasi yang masuk, guna memercepat pembangunan di Papua Barat, Abraham menilai perlu adanya rasio pembagian alokasi dana Otonomi Khusus (Otsus) antara Provinsi Papua dan Papua Barat lebih proporsional. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Limbah Medis Dikirim ke Karawang
Redaktur : Tim Redaksi