Warga Papua Dimutilasi, Effendi Curiga Ada Konspirasi

Kamis, 01 September 2022 – 21:49 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9). Aristo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menganggap ada persengkongkolan dalam kasus pembunuhan yang disertai mutilasi terhadap warga di Papua dengan tersangka enam prajurit TNI.

"Saya kira ini ada konspirasi dugaan saya," kata legislator Fraksi PDI Perjuangan itu ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9).

BACA JUGA: Kasus Mutilasi Warga Papua Sadis, Bagaimana Andika, Dudung, dan Prabowo Membina Prajurit TNI?

Sebab, kata Effendi, muncul narasi soal transaksi hingga jual beli senjata dalam kasus mutilasi, sehingga dirinya menganggap ada konspirasi di persoalan tersebut 

"Ada suplai atau transaksi senjata, ada kemungkinan juga urusan ekonomi, dan narkoba," ujar alumnus Universitas Jayabaya itu.

BACA JUGA: Menpora Amali Dampingi Presiden Jokowi Luncurkan Papua Football Academy

Mengacu dari konspirasi tadi, Effendi menyarankan TNI membentuk tim khusus (Timsus). 

Nantinya, timsus bisa mengungkap secara transparan dan akuntabel kasus pembunuhan yang disertai mutilasi warga di Papua.

BACA JUGA: Sebelum Tinggalkan Papua, Jokowi Bertemu Panglima TNI, Lalu Tertawa Lepas

"Perlu dilakukan investigasi. Kita harus melihat ini sangat-sangat serius, karena bukan hanya pembunuhan semata masalah mutilasi," ujar dia.

Sebelumnya, Mabes TNI AD mengerahkan tim untuk membantu penyidikan kasus pembunuhan dan mutilasi warga sipil yang ditemukan di Kampung Pigapu-Logopon, Kabupaten Mimika, Papua, Sabtu (27/8).

Sejauh ini enam oknum anggota TNI AD jadi tersangka kasus mutilasi terhadap dua, dari empat warga sipil yang tewas di Kampung Pigapu, Distrik Mimika Timur itu.

Penetapan tersangka oknum tentara itu diakui oleh Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Danpuspomad) Letjen TNI Chandra W Sukotjo.

"Betul, sudah (enam tersangka)," jawab Letjen Chandra dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Senin (29/8). (ast/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler