jpnn.com, PANGANDARAN - Debat Pilgub Jabar 2018 di kampus Universitas Indonesia, Depok Senin lalu menyisakan tanda tanya bagi masyarakat yang menonton.
Sebagian warga Jabar penasaran dengan pernyataan pasangan Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum alias Rindu tentang rencana program listrik Rp 2000 yang disampaikan keduanya dalam debat tersebut.
BACA JUGA: Warga Pangandaran Keluhkan Banjir pada Cawagub Jabar
Warga Pangandaran termasuk yang penasaran dengan program itu. Mereka menanyakan hal tersebut saat bertemu Uu Ruzhanul Ulum yang berkunjung di Pangandaran.
“Kang Uu, program listrik Rp 2000 itu seperti apa?,” kata Asep, warga Pangandaran kepada Kang Uu yang tengah blusukan, Sabtu kemarin.
BACA JUGA: Ini Menu Buka Puasa Favorit Kang Uu
Mendapat pertanyaan tersebut, calon wakil gubernur nomor urut 1 itu menjelaskan program Rindu tersebut yang nanti dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di daerah yang belum teraliri listrik.
Program Jabar Caang yang sudah dicanangkan oleh pemerintah Jabar saat ini, menurut Kang Uu sudah bagus tapi belum menjangkau ke wilayah wilayah yang sulit dan jauh dari gardu induk.
BACA JUGA: Hari Pertama Puasa Kang Uu Blusukan ke Pasar Tradisional
"Kendalanya, pihak penyedia listrik (PLN) tidak bisa atau mau berinvestasi ke wilayah yang demografinya sulit dan penduduknya sedikit karena biaya pemasangan tiang yang mahal,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pasangan Rindu berjanji jika terpilih di pilkada akan meluncurkan program listrik dua ribu tersebut.
Yaitu pemasangan listrik ke setiap rumah warga dengan teknologi lampu LED maksimal 25 watt atau 5 watt untuk setiap titik ruangan di tiap rumah.
Sumber daya listrik berasal dari genset dari bantuan pemerintah Jawa barat di masa kepemimpinan Rindu.
"Genset dan infrastruktur listrik kita bantu untuk setiap wilayah yang membutuhkan. Hal itu bisa kita anggarkan dari APBD Jawa Barat atau kita carikan bantuan dari kementrian (pusat) dan itu bukan masalah,” imbuh Kang Uu.
Masyarakat yang wilayahnya sudah menerima bantuan tersebut hanya tinggal diberikan materi pelatihan pemeliharaan.
Dalam sehari dibutuhkan 20 liter solar untuk mengoperasikan genset. Jika harga solar Rp5.150, maka dana yang dibutuhkan untuk bahan bakar genset Rp103.000.
Selanjutnya, listrik dari genset tersebut dibagi kepada 50 aki rumah tangga dengan system isi ulang atau (charge).
Satu kali nge-charge hanya Rp2000 untuk pemakaian lampu led selama satu bulan.
"Nah bayangkan hanya dengan Rp2000 setiap bulan, masyarakat bisa menikmati penerangan lampu di malam hari, rumah menjadi terang dan anak anak bisa belajar di malam hari dengan nyaman " kata peraih Satya Lencana 2016 dari Presiden Jokowi ini. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasangan Rindu Semakin Rileks Hadapi Debat Kedua di UI
Redaktur & Reporter : Natalia