Warga Perbatasan: Kami Lebih Memilih Berobat di Pos Satgas dan Dilayani TNI

Sabtu, 28 Mei 2022 – 01:01 WIB
Petugas Kesehatan dari Satgas Pamtas RI-RDTL Batalyon 743/PSY dari Pos Salore memeriksa kesehatan seorang warga di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Provinsi NTT, Jumat (27/5/2022). FOTO ANTARA/Kornelis Kaha

jpnn.com, ATAMBUA - Warga perbatasan Republik Indonesia-Republik Demokratik Timor Leste di wilayah Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, sangat menerima kehadiran Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RTDL Batalyon 743/Pradnya Samapta Yudha. 

Warga perbatasan setempat bahkan mengaku lebih suka berobat di pos pengamanan yang dijaga personel TNI Satgas Pamtas RI-RTDL Batalyon 743/PSY dibandingkan ke puskesmas, karena aksesnya lebih dekat.

BACA JUGA: Nasrul: Jangan Paksakan Perwira Aktif TNI dan Polri jadi Pj Kepala Daerah

Marliana, seorang lanjut usia (lansia), ditemui di Desa Tulakadi, Kabupaten Belu, NTT, Jumat (27/5) mengatakan bahwa untuk bisa berobat ke puskesmas, harus mengendarai atau meumpang kendaraan umum yang melintas di daerah itu. 

Namun, di daerah tersebut minim kendaraan umum. Oleh karena itu, Marliana mengaku lebih nyaman dan cepat mendapatkan pelayanan kesehatan di Pos Satgas Pamtas RI-RTDL yang ada di dekat desa mereka. 

BACA JUGA: TMMD Membawa Perubahan Bagi Kehidupan Warga, Bupati: Terima Kasih TNI AD

"Kami lebih memilih berobat ke Pos Satgas dan dilayani TNI karena memang lokasinya lebih dekat dengan rumah kami," kata Marliana. 

Kepala Desa Tulakadi Christian Laby Susuk mengatakan bahwa kehadiran Satgas Pamtas RI-RDTL, khususnya untuk Pos Pengamanan Salore, sangat diterima oleh masyarakat di desa tersebut. 

BACA JUGA: Pak Bima Tegaskan tidak Ada Larangan Bagi Perwira Aktif TNI dan Polri jadi Pj Kepala Daerah

Menurutnya, selama menjabat sebagai kades, perhatian Satgas Pamtas kepada masyarakat di desa itu sangat baik, sehingga perlu diapresiasi. 

"Dalam setiap kegiatan di desa, banyak melibatkan teman-teman dari Satgas Pamtas. Kehadiran mereka justru diterima dengan baik oleh masyarakat," ungkapnya. 

Dalam bidang pendidikan, misalnya, personel Satgas Pamtas justru menjadi guru di sekolah menggantikan guru yang tidak masuk untuk mengajar karena ada halangan.

Dia juga mengakui banyak warganya yang lebih memilih berobat di pos pengamanan tersebut karena memang jika dilihat, untuk menjangkau ke lokasi kesehatan, sangatlah jauh. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler