Warga Pulau Untung Jawa Masih Takut Konsumsi Hasil Penyulingan Air Laut  

Minggu, 13 Agustus 2017 – 16:47 WIB
SWRO di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. Foto: Andrian Gilang/JPNN.com

jpnn.com, KEPULAUAN SERIBU - Penyulingan air laut menjadi air tawar dari teknologi seawater reverse osmosis (SWRO) sudah tersedia di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. SWRO tersebut dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet mengatakan,‎ masyarakat tidak berani mengonsumsi air hasil dari SWRO. Mereka memilih menggunakan air tersebut untuk keperluan lain.

BACA JUGA: Duh! Proyek Fasilitas Penyulingan Air di Kepulauan Seribu Mangkrak

"Kami coba enggak enak rasanya. Paling untuk cuci baju dan siram tanaman," kata Ade di kantor Kelurahan Pulau Untung Jawa, ‎Kepulauan Seribu, Sabtu (12/8).

Ade mengungkap, kadar total dissolved solids (TDS) atau kandungan unsur padat dalam air hasil SWRO masih cukup tinggi, meski telah memenuhi standar Kementerian Kesehatan, yaitu di bawah 500 miligram per liter.

BACA JUGA: Mesin Pemurni Air di Kepulauan Seribu Tak Optimal

SWRO, kata Ade, awalnya disebut bisa memproduksi air sebanyak 80 meter kubik per hari. Namun kenyataannya, ketika ditanya ke pengelola, air yang dihasilkan hanya 50 meter kubik per hari.

Jumlah tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan warga di Pulau Untung Jawa. "Di sini ada lebih dari 500 rumah, masih kekurangan," tutur Ade.

Sementara, Direktur ‎Teknik PAM Jaya Barce Simarmata mengatakan, jumlah kandungan unsur padat pada air hasil SWRO adalah 325 miligram per liter. "Sudah memenuhi standar air minum sesuai standar Kementerian Kesehatan," ucapnya.

Barce menyatakan, tingkat kekeruhan air hanya 0,4 nephelometric turbidity unit (NTU). Standar kekeruhan air minum adalah lima NTU.

Air minum hasil penyulingan teknologi SWRO memang terlihat jernih. Namun, dari segi rasa, berbeda dengan air kemasan yang dijual di pasaran. ‎(gil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Gilang Sonar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler