MEDAN - Bentrok warga dengan jemaah pengajian Ar-Rahman terjadi di Jalan Sederhana Gang Raya V Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (16/3) sekira puku 02.30 WIB.
Akibatnya, sejumlah orang yang terlibat bentrok, mengalami luka-luka. Begitu juga dengan sejumlah rumah di sekitar lokasi bentrokan termasuk rumah yang dijadikan tempat pengajian, mengalami kerusakan karena terkena lemparan batu.
Informasi diterima Sumut Pos (Grup JPNN), bentrokan bermula dari keresahan warga yang berhujung pada emosi terhadap aktivitas pengajian itu.
Warga menyebut kalau pengajian itu sesat karena pemimpin pengajian berinisial MAY, disebut-sebut telah mengajari serta menyebar ajaran untuk terlebih dahulu menyembah kedua orangtua selaku orang yang melahirkan, dan setelah itu menyembah Allah. Sejak itu, warga mulai protes dan memperingati pengajian yang dikabarkan dipimpin seorang pria asal Jogjakarta itu.
"Sekira tahun 2010 lalu, salah seorang murid dari pengajian itu pernah berkutbah dan menyampaikan tafsiran pada Surah Al-Baqaroh ayat 21, namun salah. Sejak itu, warga marah dan menyerbu pengajian itu untuk segera menghentikan aktivitasnya," ungkap Anjas yang ditemui wartawan di rumahnya tidak jauh dari tempat pengajian, Sabtu (16/3) sore.
Bahkan, ditambahkan Anjas, Majelis Ulama Indonesi (MUI) Kecamatan juga sudah menyatakan kalau pengajian itu sesat. "MUI sendiri bilang, kalau pengajian itu sesat, makanya kami protes," sebutnya.
Warga lainnya, Sugiono (50) yang juga ditemui di lokasi mengatakan, sebelumnya warga sudah pernah membubarkan pengajian itu. Sejak penghentian itu, aktivitas di pengajian sempat dihentikan beberapa waktu sehingga membuat suasana di lingkungan mereka kondusif.
Namun belakangan, aktivitas di pengajian itu kembali berlangsung hingga menyulut emosi warga. Akhirnya, malam tadi warga kembali mencoba membubarkan pengajian itu. "Sewaktu mau dibubarkan, jamaahnya melawan hingga terjadi bentrokan," sebut Sugiono.
Ditambahkan dia, bentrokan berakhir setelah polisi datang dan melerai bentrokan. Selanjutnya, para jemaah pengajian itu dievakuasi polisi ke tempat aman.
Kapolsek Percut Seituan, Kompol Erinal, ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan. Untuk penyelesaian kasus itu, Erinal mengaku sudah melakukan mediasi dan pendekatan terhadap kedua belah pihak.
"Mediasi sudah dilakukan, namun belum mendapat kesepakatan, karena itu mediasi dan dialog akan dilanjutkan Rabu mendatang di kantor Camat Percut Seituan bersama Muspida," ujar Erinal.
Untuk menjaga keamanan sebelum dialog itu digelar, sebut Erinal, aktivitas pengajian Ar-Rahman dihentikan sementara, sampai mediasi benar-benar mendapat kesepahaman. (mag-10)
Akibatnya, sejumlah orang yang terlibat bentrok, mengalami luka-luka. Begitu juga dengan sejumlah rumah di sekitar lokasi bentrokan termasuk rumah yang dijadikan tempat pengajian, mengalami kerusakan karena terkena lemparan batu.
Informasi diterima Sumut Pos (Grup JPNN), bentrokan bermula dari keresahan warga yang berhujung pada emosi terhadap aktivitas pengajian itu.
Warga menyebut kalau pengajian itu sesat karena pemimpin pengajian berinisial MAY, disebut-sebut telah mengajari serta menyebar ajaran untuk terlebih dahulu menyembah kedua orangtua selaku orang yang melahirkan, dan setelah itu menyembah Allah. Sejak itu, warga mulai protes dan memperingati pengajian yang dikabarkan dipimpin seorang pria asal Jogjakarta itu.
"Sekira tahun 2010 lalu, salah seorang murid dari pengajian itu pernah berkutbah dan menyampaikan tafsiran pada Surah Al-Baqaroh ayat 21, namun salah. Sejak itu, warga marah dan menyerbu pengajian itu untuk segera menghentikan aktivitasnya," ungkap Anjas yang ditemui wartawan di rumahnya tidak jauh dari tempat pengajian, Sabtu (16/3) sore.
Bahkan, ditambahkan Anjas, Majelis Ulama Indonesi (MUI) Kecamatan juga sudah menyatakan kalau pengajian itu sesat. "MUI sendiri bilang, kalau pengajian itu sesat, makanya kami protes," sebutnya.
Warga lainnya, Sugiono (50) yang juga ditemui di lokasi mengatakan, sebelumnya warga sudah pernah membubarkan pengajian itu. Sejak penghentian itu, aktivitas di pengajian sempat dihentikan beberapa waktu sehingga membuat suasana di lingkungan mereka kondusif.
Namun belakangan, aktivitas di pengajian itu kembali berlangsung hingga menyulut emosi warga. Akhirnya, malam tadi warga kembali mencoba membubarkan pengajian itu. "Sewaktu mau dibubarkan, jamaahnya melawan hingga terjadi bentrokan," sebut Sugiono.
Ditambahkan dia, bentrokan berakhir setelah polisi datang dan melerai bentrokan. Selanjutnya, para jemaah pengajian itu dievakuasi polisi ke tempat aman.
Kapolsek Percut Seituan, Kompol Erinal, ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan. Untuk penyelesaian kasus itu, Erinal mengaku sudah melakukan mediasi dan pendekatan terhadap kedua belah pihak.
"Mediasi sudah dilakukan, namun belum mendapat kesepakatan, karena itu mediasi dan dialog akan dilanjutkan Rabu mendatang di kantor Camat Percut Seituan bersama Muspida," ujar Erinal.
Untuk menjaga keamanan sebelum dialog itu digelar, sebut Erinal, aktivitas pengajian Ar-Rahman dihentikan sementara, sampai mediasi benar-benar mendapat kesepahaman. (mag-10)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Area Bermain jadi Arena Maut, 3 Anak Tewas
Redaktur : Tim Redaksi