jpnn.com - KINI warga Kedungbanteng dan Banjarasri, Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo bisa bernapas lega. Pasalnya PT Lapindo Brantas menarik semua alat-alat berat yang akan mereka gunakan untuk mengebor gas di sumur Tanggulanin 1 Sidoarjo.
Sebenarnya, saat Lapindo menguruk lahan pada 6 Januari lalu, warga pun tidak sepakat. "Tapi, kami takut melakukan aksi karena sebelumnya ada intimidasi," ungkap Didik.
BACA JUGA: Horeee... Warga Bertepuk Tangan Saat Lapindo Tarik Alat Pengeboran
Intimidasi itu, menurut Didik, berupa ancaman kepada beberapa warga agar tidak melakukan aksi penolakan. Pelaku intimidasi empat orang.
"Kami diminta untuk tidak demo. Katanya ini proyek pemerintah. Kalau menolak, disebut melanggar undang-undang," ujar Saiful Arif, salah seorang warga Banjarasri.
BACA JUGA: Sip, Mantap! Prabowo Akan Bicara di Acara Strategis PKS
Karena itu, sebelumnya mereka tidak berani melakukan aksi. Namun, begitu mendengar kabar bahwa pemerintah mengevaluasi izin pengeboran, warga merasa lega. Mereka bertambah lega begitu memperoleh informasi bahwa Lapindo bakal menarik alat-alat berat yang sudah diturunkan di sumur Tanggulangin 1.
Harapan warga tersebut mendapat dukungan Pemkab Sidoarjo. Kemarin pemkab mengirim surat kepada Menteri ESDM perihal penghentian sementara pengurukan dan pengeboran.
BACA JUGA: Nurdin Halid Bilang Begini
Ada lima poin yang ditulis dalam surat tersebut. Di antaranya, penjelasan adanya penolakan warga, keterangan mengenai jarak lokasi sumur dengan rumah warga yang hanya 105 meter, dan permohonan agar ketentuan SNI mengenai kelayakan jarak aman sekitar 100 meter dikaji ulang.
"Intinya, kami minta dikaji ulang pengeboran ini. Kami berharap agar kegiatan pengurukan dan pengeboran bisa dihentikan," kata Penjabat Bupati Sidoarjo Jonathan Judianto. (fim/lum/c10/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical Bicara soal Sikap Golkar ke Pemerintah, Prabowo dan KMP
Redaktur : Tim Redaksi