JAKARTA - Popularitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ternyata terdengar hingga ke Suku Baduy di Lebak pedalaman Provinsi Banten. Hal itu terlihat ketika empat orang Suku Baduy asal Lebak itu berjalan kaki selama empat hari untuk menjual hasil kerajinan tangan mereka ke Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (15/5) pagi.
"Saya berjalan dari Lebak Banten selama empat hari, tujuan saya mau ke Tanah Abang," ujar salah satu di antara mereka ketika ditemui saat melintas di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (15/5).
Meski belum mengenal sosok Dahlan, mereka berkeinginan untuk menawarkan hasil karyanya ke mantan Dirut PLN itu. "Kalau diizinkan akan menjual ke Pak Dahlan," terangnya sembari bertanya jalan ke arah Tanah Abang yang belum mereka ketahui sebelumnya.
Lantas mengapa mereka ingin menjual hasil karyanya ke Dahlan Iskan? "Saya mendengar nama Pak Dahlan dari tetanga desa yang memiliki televisi, yang sering bercerita tentang Pak Dahlan," kisahnya.
Sekedar informasi, suku Baduy pedalaman terkenal tidak boleh menggunakan teknologi modern, seperti alat elektronik maupun kendaraan umum. Menurut mereka, hal itu haram hukumnya. Untuk menjual hasil kerajinanya tersebut, mereka bahkan rela menempuh jalan ratusan kilo meter dengan berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki.(chi/jpnn)
"Saya berjalan dari Lebak Banten selama empat hari, tujuan saya mau ke Tanah Abang," ujar salah satu di antara mereka ketika ditemui saat melintas di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (15/5).
Meski belum mengenal sosok Dahlan, mereka berkeinginan untuk menawarkan hasil karyanya ke mantan Dirut PLN itu. "Kalau diizinkan akan menjual ke Pak Dahlan," terangnya sembari bertanya jalan ke arah Tanah Abang yang belum mereka ketahui sebelumnya.
Lantas mengapa mereka ingin menjual hasil karyanya ke Dahlan Iskan? "Saya mendengar nama Pak Dahlan dari tetanga desa yang memiliki televisi, yang sering bercerita tentang Pak Dahlan," kisahnya.
Sekedar informasi, suku Baduy pedalaman terkenal tidak boleh menggunakan teknologi modern, seperti alat elektronik maupun kendaraan umum. Menurut mereka, hal itu haram hukumnya. Untuk menjual hasil kerajinanya tersebut, mereka bahkan rela menempuh jalan ratusan kilo meter dengan berjalan kaki tanpa menggunakan alas kaki.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Cukup 80 Persen Kehadiran, Kader PAN Tak Masuk Caleg
Redaktur : Tim Redaksi