Warga Surabaya, Tunggu yah Wajah Baru KBS

Sabtu, 08 Oktober 2016 – 08:00 WIB
Kebun Binatang Surabaya. Foto: dok JPG

jpnn.com - SURABAYA - Kebun Binatang Surabaya (KBS) sudah berusia satu abad. Karena itu perlu perubahan tampilannya.

Kini KBS bakal memiliki dua hal baru sebagai perubahan wujudnya. Pertama, direktur utama (Dirut) anyar. Kedua, lansekap yang berganti.

KBS bakal dirancang menghadap ke Jalan Wonokromo plus dilengkapi plaza dan underpass yang tersambung ke Terminal Joyoboyo.

Wajah baru bonbin itu kemarin (7/10) mulai dirapatkan. Pemkot, manajemen Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS), dan PT KAI mulai rapat serta mengecek lokasi.

BACA JUGA: Aksi Tolak Reklamasi Tak Bikin Turis Lari

 Kepala Dinas Pertanian Joestamadji menyatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memerintahkan agar pengembangan KBS terkoneksi dengan Terminal Joyoboyo serta rencana moda transportasi masal.

''Oleh karena itu, wajah KBS akan diubah. Tak lagi menghadap Jalan Setail, tapi langsung ke Jalan Raya Wonokromo,'' ujar Joestamadji.

Mengapa menghadap Wonokromo? Sebab, ke depannya ada selter untuk angkutan masal di seberang KBS sisi Wonokromo. Bisa berupa monorel atau trem.

Nah, agar pengunjung gampang masuk KBS, pemkot menyiapkan underpass. Ruang bawah tanah itu membentang dari park and ride di Terminal Joyoboyo ke pintu di sisi selatan kompleks KBS.

BACA JUGA: Astaga, Bu Janda Tewas Tanpa Busana

Park and ride itu bakal menjadi lokasi parkir utama KBS.

Pengunjung yang keluar dari underpass nantinya langsung diarahkan ke plaza.

''Jadi, mereka tidak berjubel di pedestrian seperti di loket yang ada saat ini,'' kata Zaky Umara.

BACA JUGA: Sadis! Oknum TNI Menyeret lalu Membacok Tangan, Siku dan Kepala Istri

Zaky adalah arsitek dari Sahabat KBS yang dilibatkan dalam revitalisasi bonbin.

Plaza tersebut merupakan space yang disediakan sebagai area komersial KBS. Konsepnya toko-toko kecil seperti di underpass antara terminal dan Blok M Square di Jakarta Selatan.

 ''Harapannya, dari aspek ekonomi, toko-toko itu bisa menambah pendapatan KBS,'' jelas pria lulusan ITS tersebut.

Lahan yang disiapkan sebagai plaza kemarin masih diukur. Jadi, titiknya masih belum fixed. Ada dua kemungkinan penempatan plaza.

Bisa di ujung kanan sisi selatan (tenggara) atau di seberang pintu keluar Terminal Joyoboyo.

Jika di ujung kanan sisi selatan, sebagian lahannya mungkin diambil dari bangunan yang dulu dimanfaatkan sebagai tempat Perkumpulan Taman Satwa dan Flora Surabaya (PTSFS).

Namun, jika plaza ditempatkan tepat di seberang pintu keluar Terminal Joyoboyo, mungkin menggusur kawasan reptil dan ikan.

Joestamadji mengatakan, lahan yang digunakan sebagai plaza murni milik KBS. Pemkot tidak mengutak-atik lahan PT KAI yang berbatasan langsung dengan bonbin.

''Cuma mungkin ruang underpass-nya ada di bawah lahan PT KAI,'' katanya.

Pembangunan plaza nantinya dipastikan tidak mengganggu kawasan konservasi di KBS. Meski ada kandang satwa tertentu yang tergusur.

 Sebab, manajemen KBS memang tengah menata zona untuk satwa koleksi mereka. Kandang yang tergusur nanti diganti lahan yang kini dimanfaatkan sebagai tempat parkir.

''Nanti parkir KBS seluruhnya dipindah ke park and ride di Joyoboyo,'' jelas Joestamaji. Area parkir kini mempunyai luas 4.000 meter persegi.

PDTS saat ini juga serius melakukan pembenahan. Bahkan, mereka melibatkan Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya untuk mengamankan aset-asetnya.

Kemarin direksi PDTS menandatangani kerja sama dengan bagian hukum perdata dan tata usaha negara (datun) kejari terkait penanganan aset nontanah dan nonsatwa di KBS.

Kerja sama itu bertujuan mencegah orang-orang yang berupaya mengakui aset-aset KBS secara sepihak.

Sementara itu, ali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya memilih Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS).

Mantan Dirut PDAM Kabupaten Pasuruan Chairul Anwar pun dipercaya sebagai nakhoda lembaga konservasi di tengah kota tersebut. (sal/gun/c11/c15/git/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Malangnya Desi, Dikeroyok Suami, Bapak dan Ibu Mertua serta Kakak Ipar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler