Malangnya Desi, Dikeroyok Suami, Bapak dan Ibu Mertua serta Kakak Ipar

Sabtu, 08 Oktober 2016 – 05:46 WIB
Ilustrasi. Foto: pixabay

jpnn.com - SORONG - Nasib malang dialami Desi (39), ibu empat anak ini dianiaya suami sekaligus mertua dan iparnya hingga bebak belur pada Kamis (6/10) pukul 21.00 WIT di kawasan KPR PAM Km 10, Sorong, Papua Barat.

Tak terima diperlakukan semena-mena oleh suami dan keluarganya, Desi melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sorong Timur.  Sang suami, AKH pun kini mendekam di sel Polsek Sorong Timur untuk mempertanggugjawabkan perbuatannya. 

BACA JUGA: Ssstt! Karyawan-Manajemen Freeport Gelar Pertemuan Tertutup

“Saya mau dia ditahan, supaya tidak kembali berbuat semaunya,” kata Desi kepada Radar Sorong, usai memberikan keterangan di Polsek Sorong Timur, Jumat (7/10).

Desi membeber, kejadian tersebut bukanlah yang pertama. Sebelumnya ia telah melaporkan suaminya AKH (29) dengan kasus serupa. Namun, semua berakhir dengan damai. Sang suami diminta membuat surat pernyataan, serta menyatakan penyesalannya.

BACA JUGA: Aduh..Rp 115 Juta BOS Digondol Maling dari Ruang Pak Kepsek

Namun kejadian tersebut terulang kembali. Bahkan kian sadis. Tak hanya AKH yang menganiaya Desi. Bahkan sang ayah dan ibu mertua, serta kakak ipar juga turut menganiayanya. Mengeroyoknya bak makhluk tak bernyawa. Desi mengaku tak merasakan sakit pada memar di tubuhnya. Karena sakit yang lebih menyiksanya adalah hatinya.

“Memar di badan ini tidak seberapa dibanding sakitnya hati saya. Saya diperlakukan seperti bukan manusia,”kata Desi dengan terisak.

BACA JUGA: PLN Dukung Pembangunan Listrik di Perbatasan Timor Leste

Desi lalu menceritakan kejadian pilu yang dialaminya pada Kamis (6/10) malam di rumah yang ia tinggali bersama keluarga kecilnya dan keluarga sang suami. 

Semua berawal dari  masalah sepele. Awalnya pukul 17.00 WIT, Desi yang merasa tidak fit meminta tolong AKH untuk mengantarkan BBM pesanan langganan.

Namun, AKH yang tengah asik bermain play station (PS) menolak permintaan Desi dengan dalih sibuk. Desi yang kesal pun mengantar pesanan seorang diri dengan kondisi tubuh yang masih lemah. Pukul 19.00 WIT Desi tiba di rumah dengan kondisi tubuh yang melemah. 

Kekesalannya bertambah saat melihat AKH tengah bersantai bersama mertua dan iparnya.“Saya jengkel, saya sakit tetap antar pesanan. Pulang lihat suami ada santai-santai di rumah,” kata Desi.

Desi yang kesal lalu menuju lantai dua dengan mengomel pada AKH. AKH lalu menyusul Desi dan membalas omelan Desi dengan ucapan kasar dan pukulan. Saat keduanya tengah bersetu, ayah mertua Desi, KH menghampiri Desi dengan tatapan tajam. Ia lalu menyuruh Desi keluar dari rumahnya.

“Bapak mertua usir saya, saya terima. Trus saya bilang, saya keluar, tapi tolong kasih saya uang, karena saya sama anak saya sakit,” kata Desi.

Sayangnya, ucapan Desi yang meminta uang pada KH kian menyulut emosi KH. Sang ayah mertua, KH, lalu mengangkat kipas angin dan menghantamkan ke kepala Desi. Hantaman kedua dan ketiga berhasil ditangkis Desi dengan tangan. Dengan tenaga yang ada, Desi menendang ayah mertuanya. 

Melihat perlawanan Desi, AKH kian geram. Ia  lantas kembali menghujani Desi dengan pukulan dan tamparan. Desi lalu mengambil sebilah pisau. Seraya meminta sang suami dan ayah mertua untuk berhenti memukulnya. Ia lalu mengambil HP dan menghubungi anggota polisi untuk meminta pertolongan. “Baru diangkat, HP saya direbut. Suami ancam saya untuk tidak lapor ke polisi,”kata Desi.

Penderitaan Desi pada malam itu seakan tak kunjung berakhir. Setelah pisau dan HP direbut, lalu diancam suami. Ia diseret menuju lantai satu. Ia lalu didudukan di kursi. Di kursi itu penderitaannya berlanjut. Ia dikelilingi suami, ayah dan ibu mertua, serta kakak ipar. Ia layaknya narapidana kasus pembunuhan.

“Saya seperti badut. Di kursi itu saya dimarah, dimaki. Tiap saya balik jawab, saya dipukul, ibu mertua remas mulut saya. Kakak ipar juga ikut pukuli saya, saya seperti bukan manusia,” kata Desi terisak.

Hinga pukul 24.00 WIT, Desi akhirnya bebas dari kejadian memilukan itu. Ia lalu berusaha meraih HP dan menghubungi pihak kepolisian. Jumat (7/10) pukul 03.00 WIT, anggota Polsek Sorong Timur mendatangi rumahnya dan membawa sang suami, AKH ke Polsek.

“Saya mau mertua juga dihukum, tapi sama polisi dia berdalih ada sakit dengan tunjukkan surat dokter. Kenapa dia bisa bilang sakit, sedangkan malam itu dia hajar saya seperti orang sehat. Banyak saksi, tetangga juga dengar teriakan saya,” katanya.

Desi menambahkan, semua kejadian yang menimpanya terjadi akibat sikap sang suami yang tidak tegas dan terkesan manja. Selama 9 tahun berumah tangga dengan AKH, setiap ada masalah keluarga, sang suami kerap mengadu kepada orang tua. Hasilnya, Desi yang menjadi sasaran amukan mertuanya. 

“Dia memang tidak dewasa, setiap ada masalah cerita ke orang tua. Jadinya saya yang kena, sampai puncaknya kemarin,” kata Desi.

Salah satu tetangga AKH dan Desi, Guntar, mengatakan beberapa kali pernah mendengar suara teriakan wanita dari rumah KH. Namun, ia tak menyangka jika teriakan tersebut keluar dari mulut Desi yang kesakitan lantaran dianiaya. “Iya memang beberapa kali ada yang teriak, nangis juga," katanya. (ayu/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah, Ini Kabar Gembira Bagi Honorer di SMA/SMK Kabupaten/Kota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler