SERANG - Ratusan warga korban banjir di sejumlah daerah di Provinsi Banten mulai terserang penyakit. Tak hanya orang dewasa, balita juga terserang gatal-gatal, diare, batuk dan pilek.
”Banyak warga terserang penyakit karena kekurangan air bersih,” ujar Muhamad Subhi, 47, tokoh masyarakat Desa Undar-Andir, Kragilan, Kabupaten Serang, kemarin (17/1).
Serangan penyakit ini, tutur Subhi juga, terjadi saat lantaran penampungan yang tak layak. ”Ada bantuan air bersih dari Kodim tetapi jauh. Warga harus berjalan 1 kilometer,” tuturnya sembari menduga warga yang terserang penyakit lantaran menggunakan air sisa banjir untuk kebutuhan sehari-hari.
Sirida Tambunan, dokter relawan banjir di Serang, mengatakan fisik warga menurun karena 4 hari hidup di lingkungan banjir yang tak sehat. ”Penyakit pasca banjir terjadi karena kelelahan,” terangnya. Akibatnya warga rentan terserang penyakit. ”Paling banyak menderita demam, penyakit kulit, gatal-gatal dan flu,” ungkapnya.
Sementara itu, banjir di Kabupaten Lebak membuat tiga jembatan gantung di sana putus diterjang air pada Sabtu (14/1) lalu. Akibatnya, warga korban banjir kesulitan mengakses air bersih. ”Akibat akses jembatan gantung terputus mengakibatkan bantuan air bersih dan dokter terganggu,” terang Muklis, anggota Tagana Kabupaten Lebak.
Di Kabupaten Pandeglang, korban banjir di Desa Cibungur mengaku tak mendapatkan bantuan sama sekali. Akibatnya, warga memakan kangkung untuk bertahan hidup. ”Warga mencari kangkung sebagai makanan. Karena untuk ke kota jaraknya cukup jauh,” terang Subayi, 32, ibu rumah tangga warga Cibungur, Kabupaten Pandeglang.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menyebutkan banjir di empat kabupaten di Provinsi Banten merendam 43 kecamatan, yaitu 13 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, 16 kecamatan di Kabupaten Lebak, 11 kecamatan di Kabupaten Serang, dan 3 kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Kepala BPBD Banten, Suryadi Wiraatmaja, mengatakan banjir merendam rumah 22.477 kepala keluarga (KK). Dengan rincian, di Kabupaten Serang 2.728 KK, Kabupaten Lebak 9.100 KK, Kabupaten Pandeglang 10.649 KK. ”Untuk Kabupaten Tangerang datanya belum masuk,” terang Suryadi kemarin. (bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Mafia BBM, Polisi Hanya Proses Kernet Mobil
Redaktur : Tim Redaksi