Warga Thailand Seperti Kehilangan Orang Tua

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 05:56 WIB
Kereta kerajaan yang membawa guci untuk abu Raja Thailand Bhumibol diarak dalam upacara menjelang prosesi kremasi. (ATHIT PERAWONGMETHA/REUTERS)

jpnn.com, BANGKOK - Proses perabuan mendiang Raja Bhumibol Adulyadej berakhir. Kemarin pagi (27/10) Raja Maha Vajiralongkorn menjemput abu dan tulang ayahandanya dari Royal Crematorium di Sanam Luang.

Abu dan tulang dalam enam guci emas itu dibawa kembali ke Dusit Maha Prasat Throne Hall di Grand Palace untuk disimpan.

BACA JUGA: Dilarang Selfie dan Meneriakkan Long Live The King

Hari ini, Sabtu (28/10) prosesi kremasi masih berlanjut dengan pembacaan doa terakhir bagi raja yang bertakhta selama 7 dekade 126 hari di Thailand itu. Prosesi lima hari yang sarat ritual dan tradisi tersebut berakhir besok (29/10).

Puncaknya, abu Bhumibol bakal disemayamkan selamanya di dua lokasi. Yakni Wat Ratchabophit Royal Cemetery dan Wat Bowonniwet Vihara Royal Temple. Sedangkan tulangnya ditempatkan di Grand Palace.

BACA JUGA: Jenazah Raja Bhumibol Bakal Dibakar Putra Mahkota

Abu Bhumibol juga disemayamkan di Wat Bowonniwet Vihara Royal Temple karena pada masa mudanya, raja 88 tahun itu menjadi biksu di sana. Layaknya pemuda Thailand dari keluarga Buddha yang taat, Bhumibol muda pun pernah menjadi biksu di wihara.

Umumnya, para pemuda Buddha yang berusia 18 tahun akan merasakan hidup layaknya biarawan selama sekitar enam bulan. Demikian pula Bhumibol.

BACA JUGA: Besok, Jasad Raja Bhumibol Dikremasi di Istana Cantik Ini

Kemarin, setelah memindahkan enam guci emas ke Grand Palace, Vajiralongkorn menyucikan abu dan tulang sang ayah. Lagu-lagu klasik Thailand mengiringi proses tersebut.

Dalam keheningan, satu-satunya anak lelaki Bhumibol itu memerciki tulang belulang sang ayah dengan air suci. Selanjutnya, abu dan tulang Bhumibol diberkati Sangharaja Ariyavongsagatanana VIII, biksu Buddha tertinggi Thailand.

”Saya tidak bisa mengungkapkan kesedihan saya dalam kata-kata. Rasanya seperti seorang anak yang kehilangan orang tuanya,” kata Boonpherm Buatho, salah seorang warga yang masih setia menyaksikan rangkaian prosesi kremasi.

Kemarin sebagian besar warga sudah meninggalkan Grand Palace dan area sekitarnya. Mereka pulang setelah jasad Bhumibol diperabukan sampai lewat Kamis tengah malam (26/10).

Meski sebagian besar rakyat Thailand dalam balutan pakaian serbahitam sudah kembali ke rumah masing-masing, masih ada ribuan orang yang tersisa. Kemarin mereka menyaksikan penyucian serta pemberkatan abu dan tulang Bhumibol dari kejauhan. Sebab, Grand Palace masih akan tetap steril dari publik sampai besok.

Mulai Rabu (1/11), Royal Crematorium yang pembangunannya butuh waktu setahun bakal dibuka untuk umum. Selama satu bulan sampai 30 November, masyarakat Thailand dan wisatawan asing bisa menikmati Royal Crematorium yang setinggi 50 meter tersebut.

Bangunan dengan cat warna emas itu bakal dibongkar setelah pameran berakhir. (AP/Reuters/straitstimes/hep/c11/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... YES! Timnas U-19 Indonesia Hantam Thailand 3-0


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler