Lebih dari 10.000 orang menggelar unjuk rasa di luar Kedutaan Besar Australia di Dili, menyerukan Australia untuk menegosiasikan batas laut permanen di Laut Timor.

Penyelenggara unjuk rasa mengatakan, hubungan baik antara masyarakat Timor Leste dan Australia telah dilukai oleh kebijakan Canberra untuk "menduduki secara ilegal" wilayah laut Timor Leste dan "mengambil sumber daya dari negara kecil ini".

BACA JUGA: Komunitas Muslim Australia Selatan Tuntut Perubahan UU tentang Jilbab

Dalam sebuah pernyataan, mereka mengklaim Timor Leste telah kehilangan 6,6 miliar dolar (atau setara Rp 66 triliun) dalam pendapatan minyak dan gas yang jatuh ke Australia di bawah pengaturan sementara atas pembagian sumber daya di antara kedua negara.

Awal pekan ini, mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, mengatakan, rakyat Timor Leste harus "berdiri teguh melawan Australia" dan bergerak bersama-sama untuk menuntut Canberra agar melakukan negosiasi soal batas-batas maritim dengan Dili, menurut hukum internasional.

BACA JUGA: Mata Buatan dengan Kornea Mata Digital Dikembangkan di Australia

Unjuk rasa pada hari Selasa (22/3) ini menarik perhatian kelompok masyarakat sipil, mahasiswa dan veteran kemerdekaan Timor Leste.

Unjuk rasa ini diselenggarakan untuk menandai keputusan Australia yang menarik diri dari yurisdiksi batas maritim yakni Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

BACA JUGA: Pelajar Putri dan Pria Ditangkap Di Sydney karena Membiayai Kelompok ISIS

Timor Leste percaya jika batas maritim diputuskan di bawah UNCLOS, sebagian besar cadangan minyak dan gas di Laut Timor akan berada di dalam wilayah mereka.

Perdana Menteri Timor Leste, Rui Araujo, menulis kepada Perdana Menteri Malcolm Turnbull pekan ini, meminta untuk membicarakan batas laut permanen di Laut Timor.

Timor Leste mengatakan, PM Turnbull menawarkan untuk mengadakan pembicaraan bilateral tetapi menolak permintaan untuk mengadakan diskusi khusus tentang isu batas maritim.

Sebaliknya, oposisi Australia telah mengumumkan bahwa jika pihaknya terpilih, mereka akan membuka kembali pembicaraan dengan Timor Leste tentang perbatasan maritim dan akan tunduk pada arbitrase internasional jika pembicaraan gagal.

Para pengunjuk rasa diperkirakan berkumpul di luar Kedutaan Besar Australia di Dili lagi pada Rabu (23/3) dan kelompok di Australia yang mendukung posisi Timor Leste berencana unjuk rasa di beberapa kota di Australia pekan ini.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengatakan, semua warga Australia yang terdaftar di Kedutaan Dili telah diberitahu tentang protes ini.

Kedutaan dilaporkan akan tetap buka namun dengan pengurangan staf.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Australia Dukung Desakan Larangan Impor Boneka Seksual Anak

Berita Terkait