jpnn.com, BLITAR - Aksi penolakan warga terhadap rencana pembangunan gedung sekolah di Kota Blitar, Jawa Timur kemarin nyaris ricuh.
Warga yang kesal dengan pemerintah memaki-maki petugas yang melakukan pengukuran dan pematokan lokasi.
BACA JUGA: Warga Ngamuk, Geruduk Pabrik Karet
Bahkan warga Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjen Kidul itu memaki-maki Kabag Pemerintahan Kota Blitar Damanhuri saat mendampingi petugas mengukur tanah.
Penolakan warga terhadap rencanan pembangunan gedung SMP, karena berada di atas lahan produktif atau area persawahan.
"Padahal, selama ini warga Kelurahah Tanggung menggantungkan hidup dari sawah tersebut," ujar Panca Wibawa Aji, salah satu warga yang protes.
Saking kesalnya, warga juga menantang duel petugas Satpol PP. Warga menyatakan sampai kapanpun akan menolak rencana pembangunan SMPN 3 tersebut.
Sementara itu Asisten Pemerintahan Kota Blitar, Didik Hariyadi mengatakan, pihaknya tidak menampik jika lahan yang akan digunakan adalah lahan produktif.
"Namun, bukan berarti lahan produktif tidak bisa digunakan untuk lokasi pembangunan gedung sekolah, sebab tidak termasuk lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Karena lahan pertanian di Kota Blitar tidak sampai 1000 hektar," kata Didik.
Lahan aset Pemerintah Kota Blitar ini, sebenarnya telah digarap oleh puluhan petani Kelurahan Tanggung, sejak lama.
Rencana pembangunan sekolah, Pemkot mengalokasikan dana sekitar Rp 90 miliar. (pul/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia