Warga Ukraina Bakal Bermusim Dingin di Tengah Perang, PBB Khawatirkan Hal Ini

Selasa, 06 Desember 2022 – 21:14 WIB
Ilustrasi - Pemandangan menunjukkan daerah perumahan yang rusak akibat penembakan saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di kota Irpin, di wilayah Kyiv, Ukraina, Selasa (29/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Serhii Mykhalchuk/foc/sad.

jpnn.com, KIEV - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (5/12) memperingatkan bahwa serangan rudal Rusia terhadap infrastruktur vital di Ukraina "membahayakan jutaan warga sipil" akibat suhu yang sangat dingin.

"Gelombang lain serangan rudal saat ini telah membuat jutaan orang (hidup) tanpa listrik dan air di sejumlah wilayah di utara, tengah dan selatan, serta di ibu kota Kiev," kata kolega juru bicara PBB Stephanie Tremblay kepada awak media.

BACA JUGA: Putin Sibuk Menginvasi Ukraina, Rusia Terancam Dihajar Gelombang Baru Covid-19

Tremblay mengatakan pasokan air mengalami gangguan lantaran minimnya listrik untuk menjalankan pompa di Odesa. Sistem pemanas di Dnipro dan Odesa juga terkena imbasnya.

"Serangan tersebut semakin menghancurkan sistem energi Ukraina pada saat suhu udara turun di bawah nol di sebagian besar wilayah dan mencapai -8 derajat di Kiev," katanya.

BACA JUGA: Presiden Ukraina Ungkap Rencana Jahat Terbaru Rusia, Masa-Masa Sulit Akan Datang

"Serangan berulang terhadap sistem energi ini membahayakan jutaan warga sipil akibat suhu yang sangat dingin, terutama orang-orang yang tinggal di garis depan tanpa akses ke sistem pemanas, air dan layanan esensial."

Menurut otoritas Ukraina, sekitar 40 persen wilayah Kiev mengalami pemadaman listrik.

BACA JUGA: China Sekutu Rusia, tetapi Dukung Kepentingan Uni Eropa di Ukraina

Peringatan serangan udara di Ukraina hampir setiap hari terdengar karena kemungkinan serangan rudal dan pesawat nirawak (drone) yang menargetkan infrastruktur warga sipil dan energi sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler