Warisan Miliaran, tapi Tak Sampai Berebut

Senin, 13 September 2010 – 09:33 WIB

Konflik pada keluarga poligami sering terjadi karena dipicu perebutan hartaTapi, ini tidak berlaku bagi keluarga Kustoro Raharjo dengan sembilan istri dan 17 anak

BACA JUGA: Kisah Para Istri Kustoro Raharjo setelah Lelananging Jagad Itu Meninggal (1)

Bagaimana cara Kustoro mencegah agar tak terjadi perebutan harta tersebut"


M
DINARSA KURNIAWAN, Pemalang


Kel uarga besar Kustoro Raharjo tinggal di sebuah rumah yang cukup luas

BACA JUGA: Dulu Dengar Wejangan, Kini Ziarah di Kuburan

Jika digabung dengan pelatarannya, sekitar 10 ribu meter persegi
Di halaman depan yang luas itu ditempatkan seperangkat perlengkapan untuk pergelaran wayang kulit

BACA JUGA: Baasyir Nasihati Ariel Agar Bertaubat

Termasuk di dalamnya satu set gamelan yang pernah mengiringi pertunjukan wayang kulit Kustoro semasa masih hidup
   
Kustoro, dalang yang juga pengusaha itu, agaknya memang harus punya rumah yang luasSebab, dia tinggal seatap bersama sembilan istri dan 17 anaknyaDi Desa Cibelok, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, keluarga Kustoro termasuk salah satu yang terkaya.
   
Di seberang rumah inti itu terhampar sawahNah, di pinggir sawah itu ada sembilan rumah dengan bangunan yang hampir samaRumah-rumah tersebut dibikin berdempetanRumah-rumah itu juga masih merupakan aset keluarga Kustoro
   
Sekitar sebelas tahun lalu, rumah-rumah itu dibangun Kustoro untuk para istrinyaTapi, sejak saat itu pula rumah-rumah tersebut tak pernah ditempatiIstri-istri Kustoro lebih suka tinggal satu atap di rumah intiAkibatnya, saat ini bangunan itu pun terlihat kusam dan tidak terawat
   
"Kami memang tidak pernah tertarik menempati rumah-rumah itu," ujar Ina Wiganti, istri kelima Kustoro, saat Jawa Pos berkunjung ke rumah keluarga Kustoro, pada hari pertama Lebaran lalu (10/9)"Terbiasa bersama-sama sekian lama, membuat kami merasa aneh kalau kami, istri-istri Pak Kustoro, harus tinggal di rumah yang berbeda," tambahnya
   
Setelah istri kedua Kustoro, Siti Widiyantoro, meninggal, tujuh istri Kustoro masih tinggal satu atap di rumah intiSedangkan istri pertama, Siti Rochiyati, tinggal bersama salah seorang anaknya di JogjakartaKetujuh istri Kustoro itu terlihat sangat rukunDi antara mereka tak pernah terjadi konflik yang dipicu masalah harta, seperti gambaran keluarga yang suaminya berpoligamiBahkan, sejak Kustoro meninggal pada Februari lalu hingga saat ini, tak pernah sekalipun terjadi pertengkaran yang dipicu oleh perebutan harta di antara para istri maupun anak-anak pria yang dijuluki lelananging jagat itu
   
Ina menyatakan, sejak awal Kustoro mendidik para istri dan anak-anaknya untuk menghargai satu sama lain dan menganggap mereka adalah bagian keluarga yang saling mengisi dan menyayangiDia bilang, anak-anak Kustoro tidak mempunyai sifat serakah untuk memiliki harta bapaknya
   
Kustoro bisa memiliki aset bernilai mencapai miliaran rupiah tak lepas dari profesinya sebagai pengusahaSelain kontraktor pengeboran minyak di Cirebon, pria yang meninggal pada usia 66 tahun itu menjadi pengusaha pupuk organik dan jamu kuat pria
   
Sebelum meninggal, Kustoro memang telah menyiapkan sebuah mekanisme bagi keluarga yang ditinggalkannya dalam mengelola sejumlah bisnis yang dimilikiDia mendirikan yayasan yang diberi nama Setya Yudha pada 2006 untuk melakukan pengelolaan itu
   
Yayasan itu beranggota semua anaknya dan diketuai oleh anak pertama dari istri pertama, Indah SetiawatiLalu, mengapa istri-istri Kustoro tidak masuk dalam keanggotaan yayasan tersebut" "Anak-anak itu bagaimanapun tetap anakTidak ada bekas anakTapi, kalau istri kan bisa jadi mantan istri," urai wanita yang memiliki dua anak itu
   
Wisnu Murti Rahajo, anak kesembilan Kustoro dari istri keempat mengatakan, pusat kegiatan yayasan itu berada di Cirebon, tempat bisnis utama Kustoro beroperasiDia menyatakan, dengan adanya yayasan usaha yang dirintis orang yang mereka panggil "papah" itu berjalan dengan baikSemua keputusan yang berkaitan dengan usaha tersebut diambil atas persetujuan bersamaMisalnya, ketika mereka akan melakukan ekspansi bisnis atau mengikuti suatu tender.
   
Wisnu menyatakan, sejauh ini tidak ada masalah dengan pengelolaan usaha warisan ayah mereka"Kami sudah saling percayaJadi, tidak pernah sedikit pun tebersit akan ada yang mencurangi atau mengambil keuntungan sendiri," papar mahasiswa Jurusan Filsafat UGM yang memilih cuti untuk merintis usaha sendiri itu
   
Dia mengatakan, selain membantu menjalankan bisnis keluarga, dirinya memulai usaha karena tidak ingin bergantung pada bisnis keluargaSaat ini Wisnu memiliki usaha pelayanan laundry di Cirebon dan warnet di Pemalang
   
Mengenai bisnis keluarga yang dijalankan bersama, Indah Setiawati, anak pertama Kustoro dari istri pertama, menyatakan tidak tahu persisItu karena dirinya tinggal di Jakarta bersama suamiNamun, ketika ada kebijakan yang akan diambil, dirinya selalu diberi tahuTak jarang, keputusan pun diambil melalui persetujuannya karena dia adalah ketua yayasan sekaligus anak tertua Kustoro.
   
Wanita 44 tahun itu mengatakan, kerukunan yang terjalin di antara mereka, kendati sejatinya ada potensi konflk yang menganga, bisa terbangun berkat didikan ayah mereka"Papah tidak pernah membeda-bedakan anak-anaknya dan sebisa mungkin selalu berlaku adil untuk urusan materiTapi, kalau urusan batin, bergantung orangnya masing-masing kan?" ucapnya"Kalau ibu saya dan anak-anaknya tidak merasa ada masalah dengan urusan keadilan nonmaterial," imbuhnya
   
Ya, apa yang diungkapkan Indah memang benarKeadilan tidak hanya bersumber pada hal-hal yang berwujud materialJuga ada keadilan batiniahKustoro mampu memiliki istri sampai sembilan orang tentu bukan hanya berkaitan dengan kekayaan yang dimilikinyaDia juga harus mampu memberikan nafkah batin yang adil bagi semua istrinyaLalu, ketika Kustoro sudah meninggal, secara material mungkin kebutuhan mereka masih terpenuhiTapi, secara batin tentu tidak terpenuhi
   
Layaknya istri yang ditinggal mati suami, menikah lagi adalah pilihan yang manusiawiIni mengingat mereka juga membutuhkan nafkah batinIna Wiganti menyatakan, saat ini belum ada keinginan dari dirinya maupun istri-istri Kustoro lainnya untuk menikah lagi"Saya sekarang memang belum ada pikiran ituTapi, ke depannya siapa tahuKarena, jodoh, rezeki, dan mati ada di tangan TuhanKalau Tuhan memberi saya jodoh, saya tidak bisa menolak," urai wanita 46 tahun itu
   
Mengenai keadilan memberikan nafkah batin, Ina menuturkan bahwa Kustoro bisa melakukannya terhadap sembilan istrinyaTapi, rasa keadilan mereka sempat terusik saat Kustoro menyampaikan niatnya untuk memiliki istri kesepuluhApalagi, umur wanita yang akan diperistri itu baru sekitar 30 tahun dan masih cantikKetika itu dirinya dan delapan istri Kustoro pun kompak menentang rencana ituAkhirnya, sang suami pun membatalkan niatnya kembali "bertualang?, hingga akhirnya dia meninggal dunia(c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lapas Kelas II A Serang Buat Blok Khusus Santri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler