jpnn.com - Dugaan bahwa aplikasi konferensi video, Zoom, tidak aman, semakin kuat seiring bukti-bukti baru yang menunjukkan hal itu bermunculan.
Mengutip NBC News, disebutkan Zoom telah menjual ribuan alamat email dan password penggunanya ke komunitas peretas Dark Web.
BACA JUGA: Google Larang Semua Karyawan Gunakan Aplikasi Zoom, Begini Alasannya
Satu set data untuk dijual di pasar web gelap, ditemukan oleh perusahaan keamanan independen dan diverifikasi oleh NBC News, mencakup sekitar 530.000 akun.
Akun tersebut pertama kali dilaporkan oleh situs web berita teknologi BleepingComputer.
BACA JUGA: Ada Penyusup Cabul, Pemerintah Imbau Semua Guru Tidak Gunakan Aplikasi Zoom
Zoom menolak untuk membagikan secara spesifik tentang bagaimana informasi itu bisa bocor, tetapi banyak alamat email yang tercantum telah menjadi bagian dari pelanggaran data sebelumnya, yang sering dijual dan dikemas ulang di forum peretas.
"Zoom menganggap serius keamanan pengguna," kata juru bicara Zoom dalam email. "Kami terus menyelidiki, mengunci akun yang kami temukan telah dikompromikan, meminta pengguna untuk mengubah kata sandi mereka menjadi sesuatu yang lebih aman, dan sedang melihat penerapan teknologi tambahan solusi untuk meningkatkan upaya kami."
BACA JUGA: Pemerintah Tegas Melarang Kementerian Menggunakan Aplikasi Zoom
Menggunakan data yang diunggah itu, seseorang dapat mengakses ruang rapat pribadi seseorang dan mempublikasikannya. Mereka dapat mengundang orang lain untuk bergabung sambil menyamar sebagai tuan rumah.
Itu membuka pintu bagi peretas yang mengeksploitasi kontak pengguna, seperti dengan mengirimkan malware melalui undangan Zoom atau membuat skenario untuk memerasnya.
Satu forum peretas membahas penggunaan alat yang disebut OpenBullet--yang memungkinkan pengguna mengakses set besar nama pengguna dan kata sandi yang ada untuk mencoba masuk ke situs yang berbeda--berhasil di Zoom.
Pemilik Tesla dan SpaceX Elon Musk dan Google bahkan melarang penggunaan Zoom untuk rapat internal perusahaan.
Pemerintah Singapura, Jerman dan Taiwan juga sudah melarang penggunaan Zoom.
Di Indonesia, aplikasi Zoom juga sangat populer, digunakan untuk rapat-rapat virtual perusahaan, bahkan pengajaran jarak jauh untuk sekolah. (ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha