jpnn.com, JAKARTA - Politikus muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfuz Sidik melontarkan warning untuk elite partainya seiring makin dekatnya masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 4-10 Agustus 2018. Menurutnya, petinggi PKS terutama presiden partai dan ketua majelis syura harus berani bersikap tanpa mengekor pihak lain.
Mahfuz mengatakan, ketua majelis syura dan presiden PKS mengemban misi yang sangat jelas, yakni membentuk formasi koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sedangkan saat ini sudah ada 9 kader PKS yang digadang-gadang bakal disodorkan sebagai cawapres.
BACA JUGA: Inikah Isyarat PDIP Tak Mau JK Dampingi Jokowi Lagi?
“Belakangan malah mengerucut ke dua nama, yakni Salim Segaf Al-Jufri (ketua Majelis Syura PKS, red) dan Ahmad Heryawan (gubernur Jawa Barat, red). Itu sudah sering disampaikan dan ditegaskan petinggi-petinggi PKS,” ujar Mahfuz melalui pesan singkat ke JPNN, Selasa (24/7).
Mantan Ketua Komisi Intelijen dan Pertahanan DPR itu menambahkan, PKS sebagai partai papan tengah sejak 2004 harus aktif bermain di kancah politik nasional. Karena itu, Mahfuz mendorong partainya getol mengangkat elektabilitas agar mentas menjadi partai papan atas.
BACA JUGA: Pengamat: Cawapres Jokowi Mengerucut pada Nama 3 M
“Jadi PKS seharusnya memang menjadi pemain aktif dalam percaturan politik nasional, tidak mengekor kepada siapa pun. Seharusnya pula PKS menaikkan peringkat elektabilitasnya menjadi partai papan atas, atau minimal menjaga posisinya yang sekarang,” tuturnya.
Politikus yang akrab disapa dengan panggulan Ustaz Mahfuz itu menegaskan, petinggi PKS akan menghadapi momen strategis dalam membangun komunikasi politik selama dua pekan ke depan. Parameternya adalah keberhasilan mengantar kader PKS sebagai cawapres, serta menaikkan suara partai berlambang bulan sabit kembar itu di pemilu legislatif.
BACA JUGA: Sikap Kapitra Ampera jika Jokowi vs Habib Rizieq di Pilpres
“Tampaknya PKS perlu membenahi gaya komunikasi politiknya. Jangan seperti gadis pemalu yang menanti di belakang pintu. Memendam harap sambil tercenung melihat permainan di luar sana,” pungkas mantan wakil sekretaris jenderal PKS itu.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Jangan Takut Prabowo Kalah Hadapi Jokowi
Redaktur & Reporter : Antoni