Waroeng Kang Zanger: Hadirkan Rasa Autentik Sunda di Bali

Rabu, 01 November 2017 – 23:53 WIB
Makanan khas Sunda disajikan dengan rasa autentik dengan andalan nasi timbel yang dibungkus daun pisang. (KUSUMA YONI/BALI EXPRESS)

jpnn.com, BALI - Menu masakan Sunda tidak saja diminati masyarakat Sunda yang menetap atau yang berkunjung ke Bali. Namun, sudah menjadi salah satu menu makanan favorit di Bali, baik oleh wisatawan asing maupun masyarakat lokal.

Saat ini jenis menu makanan asal Sunda, seperti sayur asem, soup gurami, nasi liwet, dan lainnya, bisa dengan mudah ditemui di restoran ataupun rumah makan di Bali.

BACA JUGA: Masa Darurat Gunung Agung Diperpanjang Hingga 9 November

Salah satu rumah makan yang menyediakan menu makanan ini adalah Waroeng Sunda Kang Zanger di Jalan Kartika Plaza Nomor 65 Tuban. Dilihat dari lokasinya, Waroeng Kang Zanger ini menjadi salah satu destinasi kuliner yang cukup strategis.

Doddy Mulyadi, owner Waroeng Sunda Kang Zanger, ketika ditemui Bali Express (Jawa Pos Group) di Kuta beberapa waktu lalu, mengakui Waroeng Kang Zanger yang berlokasi di pusat industri pariwisata Bali, menjadi nilai tambah dari warung ini.

BACA JUGA: Kasihan, Ibu Muda dan Balitanya Tewas Terlindas Truk

"Sehingga wisatawan yang datang bisa langsung mencicipi menu makanan dari Waroeng Kang Zanger begitu tiba di Bali,” jelasnya.

Doddy mengatakan, jenis menu makanan khas Sunda disajikan dengan rasa autentik dengan andalan nasi timbel yang dibungkus daun pisang

BACA JUGA: Curi Ayam Tidur, Duet Maling Babak Belur

“Nasi yang digunakan adalah nasi putih biasa, seperti nasi putih pada umumnya. Namun, biasanya kalau di Sunda kami menggunakan nasi pulen yang dimasak dari beras jenis Bagolo,” terangnya.

Penggunaan daun pisang untuk membungkus nasi, lanjut Doddy, selain bisa mencegah nasi basi, juga membuat nasi lebih gurih, karena daun pisang mampu memberikan citarasa khas, jika digunakan membungkus nasi.

Untuk menikmati nasi timbel, Doddy sudah menyediakan paket nasi timbel komplit. “Dalam satu paket sudah disediakan lauk dan sayuran berupa soup gurami atau sayur asam, ikan gurami goreng, satu porsi tahu tempe dan ikan asin, lalapan segar, dan tentunya sambal dadak khas Sunda,” ungkapnya.

Selain nasi timbel, menu lain yang patut dicoba adalah soup gurami dan sayur asam. Soup yang disajikan adalah jenis soup yang memiliki citarasa segar.

Sayur asam misalnya. Sesuai dengan namanya, sayur khas Sunda ini memang memiliki citarasa gurih dengan rasa segar yang didapat dari penambahan asam kandis pada sayuran. Bagaimana dengan soup gurami? Soup ini terbuat dari daging ikan gurami yang dimasak menggunakan bumbu soup sederhana.

Soup gurami ini memiliki citarasa yang hampir mirip dengan sayur asam, yakni citarasa gurih dan sedikit asam. “Soup gurami ini memang memiliki rasa asam yang menyegarkan dengan perpaduan rasa gurih ikan gurami, soup ini disajikan lengkap dengan potongan wortel dan kentang,” terangnya.

Selanjutnya adalah menu sate maranggi, yakni sate khas Sunda yang terbuat dari daging sapi yang disajikan dengan acar sambal tomat, sambel oncom, nasi timbel. Dikatakan Doddy, sate maranggi menjadi salah satu menu favorit di Waroeng Kang Zanger.

Sedangkan untuk minuman favorit, Doddy menyebutkan memiliki beragam jenis minuman, mulai dari jenis minuman tradisional, seperti cincau hingga jenis minuman kekinian, seperti water sparlking. “ Untuk jenis minuman favorit adalah kelapa muda utuh. Selain masyarakat lokal, kelapa muda ini juga diminati oleh wisatawan asing,” ungkapnya.

Selain sebagai destinasi kuliner, Waroeng Sunda Kang Zanger juga menjadi tempat yang tepat untuk melakukan aktivitas sosial, seperti arisan, gathering hingga resepsi.

Hal ini dikatakan Doddy karena Waroeng Sunda Kang Zanger memiliki kapasitas sebanyak 500 orang dengan fasilitas entertainment yang lengkap. “Dengan kapasitas mencapai 500 orang, Waroeng Kang Zanger menjadi tempat yang cocok untuk melakukan aktivitas berkumpul,” jelasnya.

Lantas, siapa saja target pasar dari Waroeng Sunda Kang Zanger? Doddy mengatakan, selain masyarakat lokal ataupun komunitas-komunitas lokal, targetnya adalah wisatawan asing yang sedang berlibur di Kuta.

Dikatakan Doddy, untuk tetap menjaga kualitas makanan yang disajikan, pihaknya menerapkan standar yang tinggi, baik untuk proses pengolahan makanan ataupun pemilihan bahan bakunya.

Bahkan, untuk menjaga citarasa makanan yang autentik, Doddy sengaja mendatangkan beberapa jenis bahan baku dari Jawa Barat. “Beras dan ikan gurami, kami sengaja datangkan dari Jawa Barat, supaya rasa makanan yang kami sajikan tetap autentik Sunda,” tambahnya.

Doddy mengatakan, harga makanan dibanderol mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 85 ribu. (bx/gek/rin/yes/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hayo Ngaku, Siapa Penunggang Honda Peremas Payudara?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler