Hal ini menjadi temuan dari lembaga Indonesia Port Reform (IPR) di seluruh pelabuhan yang ada di Indonesia
BACA JUGA: Jadi Lokasi Wisata Baru
"Isu yang paling sering dijadikan bahan eksploitasi bagi pejabat, adalah isu dugaan korupsi," beber Purwo dari IPR, di Jakarta, Senin (20/7).Biasanya, menurut IPR pula, setelah meramu dan siap menerbitkan berita dugaan-dugaan itu, si wartawan yang biasanya juga merangkap sebagai pemimpin umum media dimaksud, meminta untuk bernegosiasi dengan pejabat Pelindo sebelum beritanya naik cetak
BACA JUGA: Asing Terlibat Ngebom Marriot
Jika tak dipenuhi, berita selanjutnya akan dinaikkan."Anehnya lagi, berita-berita yang sangat beropini, melanggar Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers itu, sering menjadi rujukan bagi para direksi dalam mengambil keputusan
Sikap para oknum wartawan pemeras itu tentu saja menjadi momok bagi para pejabat
BACA JUGA: Lima Jenazah Teridentifikasi, 13 Masih Dirawat
Pasalnya, para pejabat yang masih minim pengetahuan tentang UU Pers dakn Kode Etik Jurnalistik itu menyadari nama baik mereka pasti akan rusak kendati kebenaran berita yang dimaksud tak bisa dipertanggungjawabkanBiasanya, lanjut Purwo lagi, bentuk tekanan kerap disampaikan melalui pesan pendek yang dibumbuhi dengan "resikonya" jika berita itu dimuat.Terkait dengan data temuan ini, IPR selanjutnya berencana akan menyerahkan ke Dewan Pers, serta akan disampaikan ke polisi untuk dilaporkan sebagai perbuatan pidanaSementara, Manajer Operasi PT Pelindo II Pelabuhan Teluk Bayur, Dalsaf Usman, yang dikonfirmasi secara terpisah, turut membenarkan ituMenurutnya, dirinya sendiri juga sudah beberapa kali didatangi oknum wartawan yang identitas medianya tak jelas itu"Intinya, mereka ingin memberitakan hal-hal yang tidak jelas, lalu memeras," tandasnya(ysd/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... WNA Masih Kunjungi Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi