jpnn.com, MATARAM - Nama warung makan di Jalan Industri Gatep Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat ini sangat unik.
Warung Anti Lapar. Pemiliknya bernama Maya Apriani.
BACA JUGA: Wagub DKI Dukung Waktu Makan di Warung Cukup 30 Menit
Tempat makan ini mulai buka tahun lalu. Enggak ada kasir. Pengunjung yang datang untuk makan hanya diminta membayar seikhlasnya, ke kotak amal yang disiapkan.
Tak membayar pun tidak apa-apa.
BACA JUGA: Ditugasi Mengawasi Warung Makan, Polri Merespons Begini
Sekilas, warung yang tepatnya di depan SDN 23 Ampenan itu seperti tempat makan pada umumnya.
Para pengunjung yang makan duduk bersila di ruangan yang ukurannya cukup besar.
BACA JUGA: Irjen Iqbal Bersama Cipayung Plus Tutup Vaksinasi Presisi Merdeka di UIN Mataram
Dalam ruangan tersebut disiapkan meja yang dimanfaatkan para pengujung untuk makan lesehan.
Namun, tidak ada karyawan ataupun kasir. Pengunjung atau pembeli dibebaskan mengambil sendiri nasi dan lauk kesukaannya alias prasmanan.
Selesai makan, pengunjung tak akan ditagih untuk membayar. Andai pengunjung pengin membayar, bisa. Masukkan ke kotak amal.
"Tidak bayar juga tidak apa-apa,” kata Maya.
Dia mengaku warungnya tidak pernah rugi. Ada saja jalan untuk memenuhi kembali kebutuhan lauk untuk berjualan.
"Kalau ikhlas, pasti ada jalan,” ujar perempuan 32 tahun itu.
Warung Anti Lapar dibuka Agustus tahun lalu di tengah pandemi Covid-19.
Pengunjung kebanyakan datang dari kalangan ojek online (ojol), pemulung, dan masyarakat biasa.
Bahkan banyak yang datang menggunakan mobil bersama keluarganya untuk makan di warung sederhana ini.
"Kami hanya menyiapkan makan di tempat. Tidak bawa pulang. Namun, kalau ada yang mau bawa pulang untuk anak atau istrinya, kami kasih juga,” tutur ibu empat anak itu.
Para pengunjung yang mau makan bisa mengambil nasi dan lauk sesukanya.
Menu yang disajikan bervariasi setiap harinya. Menu dituliskan di depan warung. Daftar makanan atau minuman spesial disiapkan setiap Jumat.
"Kalau Jumat kami siapkan nasi kebuli," ucap perempuan berdarah Medan ini.
Adapun menu tiap hari seperti ikan, telur, ayam goreng, kerupuk, dan sambal.
Dalam sehari dia memasak nasi 10 kg. "Namun, saat pandemi ini kami masak nasi paling banyak tujuh kilo," katanya.
Tak hanya makanan, dia juga menyiapkan aneka minuman seperti teh, kopi, dan es jeruk bagi pengunjung.
"Kalau enggak memesan, kami juga tidak menyiapkan. Hanya air putih saja,” ucapnya.
Maya kembali membuka warung ini sejak pekan lalu setelah sempat tutup mengikuti aturan PPKM Level 4.
Kini Maya kembali melayani masyarakat yang akan menikmati hidangan kuliner yang dijajakan mulai pukul 10.00 hingga 19.00 WITA.
Awalnya warung makan dibuka di Jalan Seruni, lalu pindah di depan Kampus Universitas Mataram. Setelah itu baru pindah ke Gatep Ampenan.
"Tiap hari ada saja pengunjung,” tutur perempuan yang tinggal di Perumahan Permata Anggrek, Kecamatan Ampenan ini.
Dari hasil usahanya itu, Maya dan suami menyumbangkan kepada anak yatim dan fakir miskin. "Kalau untuk itu, suami yang lebih tahu,” kata Maya. (*/r3)
Artikel Ini telah terbit di:
https://lombokpost.jawapos.com/lapsus/27/08/2021/di-mataram-ada-warung-anti-lapar-bisa-makan-sepuasnya-bayar-seikhlasnya/
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Adek