jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Fahriza Tanjung mengatakan, di tahun politik ini politisasi guru marak dilakukan oleh para elit politik demi kepentingan elektoral semata.
Bagi FSGI, guru menyalurkan hak politiknya secara pribadi dengan memilih calon presiden/wapres di bilik suara, adalah dijamin dalam konstitusi.
BACA JUGA: Bergerilya demi Menangkan Jokowi di Daerah Leluhur Prabowo
"Jika guru dan entitas organisasi profesi guru dimobilisasi/digerakkan oleh tim sukses atau oleh elit-elit pengurusnya, dalam rangka dukung-mendukung salah satu calon, ini akan merusak pendidikan dan menciderai etika profesi guru yang kami miliki. FSGI jelas-jelas menolak politisasi guru," tutur Fahriza, Sabtu (29/12).
Jika guru sudah terjun ke politik praktis, dengan aksi dukung-mendukung tak ubahnya berlagak seperti tim sukses pasangan calon, maka pendidikan dan ruang sekolah telah terkotori. Padahal ruang sekolah adalah tempat yang harusnya bersih dari politik kampanye.
"Guru dan organisasi profesi guru seharusnya jangan mau dan jangan mudah dipolitisasi oleh para elit politik," tegasnya.
BACA JUGA: Capres Dites Baca Alquran? TKN Pastikan Jokowi Sangat Siap
Dia juga meminta agar organisasi guru tetap kritis terhadap kampanye tim sukses pasangan Capres/Cawapres. Juga objektif menilai dan tak terseret ke dalam politik kampanye elektoral.
"Ini adalah tugas berat dan mulia yang mesti diemban saat ini," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Pastikan Ipar Pak JK Ikut Menangkan Jokowi-Maruf di Sulsel
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demen Nonton Sepak Bola, Kiai Maruf Kecewa soal Mafia Skor
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad