Wasekjen PDIP: Transkrip Rekayasa Jadi Alat Baru Serang Jokowi

Kamis, 19 Juni 2014 – 01:25 WIB

JAKARTA - Beredarnya transkrip pembicaraan yang seolah-olah dari hasil sadapan terhadap Jaksa Agung Basrief Arief dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri membuat kader di partai pemenang Pemilu 2014 itu meradang. Wakil Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto bahkan menyebut ada rekayasa yang sistematis untuk memfitnah banyak pihak seperti Megawati, Jaksa Agung, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Menurut Hasto, transkrip pembicaraan yang diedarkan Ketua Progres 98, Faizal Assegaf memunculkan banyak kejanggalan. Sebab, banyak dialog yang terlihat dibuat-buat. “Itu sudah bentuk rekayasa politik tanpa nalar. Dari transkripnya terlihat dialognya sangat dibuat-buat. Banyak muncul kata-kata aneh, termasuk  cara menyebut nama yang tidak biasa dilakukan oleh Ibu Megawati,” kata Hasto di Jakarta, Kamis (19/6) dini hari.

BACA JUGA: Demokrat Ikhlaskan Kadernya Dukung Jokowi-JK

Hasto lantas menyebut sejumlah kata-kata yang tak pernah digunakan oleh Megawati. Misalnya kata ‘sampeyan’, ‘anu’, atau ‘Pak Surya’ untuk menyebut Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. “Pilihan kata-katanya bukan yang biasa diucapkan Ibu Mega,” ujar Hasto dikenal sebagai orang dekat Megawati itu.

Hasto bahkan menyebut transkrip yang disebut Faizal sebagai hasil sadapan KPK itu tak lebih bagus dari surat palsu yang seolah-olah dari Joko Widodo untuk meminta penundaan pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan korupsi Transjakarta. “Itu transkrip karangan yang tidak bermutu. Lebih rendah kelasnya daripada surat palsu," ucapnya.

BACA JUGA: Ramadan, PNS Kerja Hanya 5,5 Jam

Hasto lantas menantang Faizal untuk membuka nomor telepon yang dianggap sebagai milik Megawati maupun Basrief Arief. Faktanya, lanjut Hasto, justru pihak-pihak yang disebut dalam transkripan itu seperti KPK maupun Kejaksaan Agung sudah membantah dan bakal mempolisikan Faizal.

Anehnya, lanjut Hasto, transkripan itu dikomentari oleh tokoh-tokoh pendukung Prabowo Subianto maupun pengamat yang selama ini sering menyudutkan Jokowi. Bagi Hasto, sosok Faizal bukan orang baru dalam hal mengumbar fitnah. Sebab, kata Hasto, sekitar tiga tahun lalu Faizal juga pernah menerbitkan bulletin satu edisi untuk memfitnah Sri Mulyani dan Arifin Panigoro.

BACA JUGA: Hatta Sebut Ada Politisasi Isu Kebocoran Rp 1000 T

"Kalau kubu Prabowo sudah panik, jangan menungganggi isu-isu kelas bawang seperti yang disebar Faizal Assegaf. Lihat dulu rekam jejak Faizal, dan sangat mudah ditebak bahwa transkrip buatan itu bagian dari proyek menjatuhkan citra Jokowi,” pungkas Hasto yang juga juru bicara di tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilpres Satu atau Dua Putaran, KPU Diminta Tunggu MK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler