jpnn.com - DUA alasan Karin, 40, menceraikan suaminya, Donjuan, 45. Pertama, dia mengaku sering mendapatkan siksa fisik dari suaminya. Kedua, karena ingin menepati janji pada almarhum kakaknya, Mira, 48. Sang kakak memberi amanat menjaga kedua anaknya dan menikah dengan suaminya, Donwori, 49.
Umi Hany Akasah – Radar Surabaya
BACA JUGA: Jual HP Hasil Menjambret di FB, Yang Beli Polisi
Kisah kasih Karin, kakaknya, Mira dan Donwori ternyata terus berlanjut. Waktu masih muda, sebenarnya Donwori, 48, naksir berat sama Karin. Donwori adalah angkatan laut yang berdinas di Tanjung Perak, Surabaya. Sementara, waktu itu Karin masih studi kebidanan.
"Saya pernah pacaran sama Mas Wori dan sempat mau dilamar," kata Karin di sela-sela putusan sidang cerainya di Pengadilan Agama (PA), klas 1 A Surabaya, jumat (19/8). Namun, lamaran itu gagal karena orang tua Karin tak setuju dan tidak rela kakaknya didahului menikah.
BACA JUGA: Kerap Ganggu Warga, Pemuda Dirantai Keluarga
"Saya dan mas sempat bingung, dan akhirnya saya ngalah dan setelah lulus ke Banyuwangi. Dinas di sana (Banyuwangi, Red)," kata dia.
Hampir setahun, Karin tak pulang ke Surabaya. Dia pulang waktu lebaran dan waktu itu juga ada kabar mengejutkan yang membuatnya kecewa dan berjanji tidak akan menginjakkan kaki ke rumah orang tuanya di kawasan Gubeng Kertajaya.
BACA JUGA: Calon Pengantin dan Keluarganya Tak Satu pun Selamat Dalam Tragedi Itu
Kabar mengejutkan itu adalah Mira akan menikah dengan Donwori yang merupakan kekasih hatinya. Merasa dikhianati keluarganya, Karin akhirnya memutuskan diri untuk tinggal di Banyuwangi dan tak pulang hampir lima tahunan.
Terakhir dia pulang memberi kabar orang tuanya bakal menikah dengan Donjuan. Pria yang bekerja di bank dan tahun 1998, Donjuan dipindahtugaskan ke Surabaya. Karin pun mengikuti suami.
"Alharhum ibu saya bilang kalau saya harus baikan sama kakak saya. Ya sudah saya baikkan. saya sendiri juga kasihan sama kakak soalnya dari lahir sering sakit-sakitan," kata dia. Ternyata, sampai menikah dan punya dua anak pun, Mira sakit dan pada usia 45 tahun, dia terkena stroke karena penyakit diabetes dan kelainan darahnya. "Dua keponakan, saya yang mengasuh. Ibunya di rumah sakit terus," kata dia.
Karin sendiri belum memiliki anak. Mungkin karena tidak punya anak itulah, Donjuan sering mengkhianatinya. Sudah tak terhitung berapa kali, Karin memergoki suaminya berselingkuh.
Donjuan juga sering memukul Karin bila dia sedang kesal dengan pekerjaannya. "Sudah lama saya minta cerai, tapi saya tidak berani," kata warga Kebonsari itu.
Dia berani memutuskan mengajukan gugatan cerai ketika mendengar bila Donjuan sudah menikah siri dengan anak buahnya di Malang. "Saya pusing. Waktu nazak, kakak minta saya menikah dengan Mas Wori. Mas Wori pun janji di depan jenazah. Ya sudahlah, saya ikuti amanat itu," kata dia.
Bagi Karin, ada tiga hal penting yang membuat dia memutuskan gugatan cerai kepada Donjuan. Dia ingin terbebas dari siksaan batin dan fisik yang selama ini didapat dari Donjuan.
"Sama bisa mengasuh keponakan-keponakan saya. Toh saya tidak punya anak, yang terakhir alhamdulillah saya bisa disatukan lagi dengan cinta pertama saya," pungkas Karin.(*/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkursi Roda, Nenek 80 Tahun Tetap ke Tanah Suci
Redaktur : Tim Redaksi