jpnn.com, ALOR SETAR - Mau bilang apa lagi. Dalam sebuah pertandingan bulu tangkis, harus ada yang kalah. Itu yang dirasakan ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu, pada partai kedua match Indonesia vs Jepang dalam semifinal Badminton Asia Team Championships 2018.
Stadium Sultan Abdul Hamid, Alor Setar, Malaysia, menjadi saksi kekalahan Greysia/Apriyani atas ranking dua dunia asal Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, Sabtu (10/2) siang WIB.
BACA JUGA: Fitriani Minta Maaf ke Tim Putri Indonesia
Lewat permainan berdurasi satu jam 28 menit, Misaki/Ayaka menghentikan Greysia/Apriyani dengan skor 20-22, 21-19, 21-18.
(Baca: Greysia/Apriyani Kehilangan Momentum)
BACA JUGA: Sudah All Out, Gregoria Masih Kalah, Indonesia pun Menyerah
Greysia/Apriyani merebut game pertama. Namun Misaki/Ayaka kembali menekan ganda Merah Putih peringkat tujuh dunia itu di game kedua dan ketiga. Sempat berkejaran angka, Greysia/Apriyani akhirnya kembali menyerah untuk yang keempat kalinya dari empat pertemuan mereka.
“Banyak belajar dan bersyukur, kami berjuang untuk bisa menang. Terlepas dengan hasilnya, inilah namanya pertandingan, kami akan tetap mau coba lagi,” ujar Greysia seperti dilansir Badminton Indonesia.
BACA JUGA: Menang dari Korea 3-1, Putri Tiongkok Kembali ke Final
Pertandingan ini sempat diwarnai insiden protes dari Greysia kepada wasit, dalam kedudukan 14-16 di game ketiga.
Servis Greysia dinyatakan fault karena kakinya melewati garis. Hal ini berbeda dengan pendapat Greysia, ditambah lagi hakim servis tidak menyatakan servisnya fault.
“Saya kalau servis memang kebiasaan pertama injak garis untuk lebih tenang, baru mundur kakinya. Hakim servis tidak masalah dari awal, tetapi tiba-tiba wasit menyalahkan. Saya tahu wasit punya hak memutuskan, tapi saya bukan baru sekali ini saja main, dari awal wasitnya seperti tegang dan tidak ada ketegasan,” tutur pemain kelahiran Jakarta berusia 30 tahun itu.
“Saya tidak menyalahkan wasit, hanya masukan saja kalau wasit harus tenang sedikit, karena keputusannya sangat besar, satu poin itu sangat berharga untuk kami maupun lawan. Tapi ya sudahlah, kami bisa melupakan kejadian ini karena itu bukan alasan kekalahan kami,” tambahnya.
Sementara Apriyani mengatakan, faktor non-teknis menjadi sebab utama yang menjadi penyebab kekalahan mereka hari ini. Namun, pemain kelahiran Kendari yang baru berusia 19 tahun ini menilai penampilan mereka sudah lebih baik dibanding pertemuan terakhir di Indonesia Masters 2018, saat kalah dari Misaki/Ayaka di partai final.
“Dari permainan sih sudah bisa, tapi dari pikirannya yang belum bisa. Mereka pengalamannya banyak, kami di poin-poin kritis masih kurang tenang,” ujar Apriyani.
Misaki/Ayaka juga membenarkan, Greysia/Apriyani makin berkembang. "Kami pikir kali ini kami akan kalah dari Greysia/Apriyani karena mereka semakin kuat. Apalagi ini team event, mereka tampil bagus di team event. Tadi kami berpikir kalau pun kami akan kalah dari Greysia/Apriyani, sepertinya inilah waktunya, tapi ternyata kami bisa menang,” ujar Misaki. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Greysia/Apriyani Kehilangan Momentum, Indonesia 0, Jepang 2
Redaktur & Reporter : Adek