jpnn.com, JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,38 Triliun sepanjang 2021.
Pendapatan anak usaha PT Waskita Karya ini disumbang oleh tiga lini bisnisnya, yaitu pendapatan dari penjualan produk beton pra-cetak sebesar Rp 772 Miliar, pendapatan dari segmen readymix sebesar Rp 309 Miliar, dan pendapatan usaha jasa konstruksi sebesar Rp 298 Miliar.
BACA JUGA: Manjakan Andhika Pratama, Ussy Sulistiawaty: Aku Kadang Enggak Pakai Baju
President Director WSBP, FX Poerbayu Ratsunu menuturkan dari hasil operasional, berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp 307 Miliar, atau meningkat signifikan dibandingkan capaian pada 2020, di mana WSBP membukukan rugi bruto sebesar Rp 53 Miliar.
WSBP juga mampu menekan angka rugi bersih menjadi Rp 1,94 Triliun, dari sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp 4,29 triliun pada 2020.
BACA JUGA: Pertamina Penuhi Kewajiban Sesuai Kontrak dengan MRTI
"Per 31 Desember 2021, WSBP juga mencatatkan total aset sebesar Rp 6,88 Triliun, yang terdiri dari Aset Current sebesar Rp 4,21 Triliun dan Aset NonCurrent sebesar Rp 2,67 Triliun," ujar President Director WSBP, FX Poerbayu Ratsunu.
Selain itu, WSBP juga melakukan restatement atas laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya.
BACA JUGA: H+4 Lebaran, Hutama Karya Catat Arus Balik Kendaraan yang Tinggalkan Sumatera Meningkat Sebegini
Hal ini dilakukan lantaran pada proses penyusunan laporan keuangan 2021, bersamaan dengan proses PKPU dan penyusunan proposal perdamaian, baik perusahaan maupun kreditur memerlukan laporan keuangan yang akurat.
“Manajemen memandang perlu bagi WSBP memiliki laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar penyusunan proposal restrukturisasi keuangan,” tambahnya.
Adapun fokus dari manajemen yang dipimpinnya yakni meningkatkan capaian kinerja operasional WSBP.
“Tahun 2021 dan awal 2022 adalah periode krusial bagi WSBP untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan,” jelas Poerbayu.
Setelah restrukturisasi diselesaikan, manajemen WSBP optimistis bisa membangkitkan kinerja dengan fundamental bisnis dan keuangan yang lebih sehat.
Optimisme tersebut didorong oleh potensi pasar industri beton pra-cetak di Indonesia maupun global yang masih sangat besar.
Sementara, sepanjang 2022 ini, WSBP menargetkan nilai kontrak baru dapat tumbuh sekitar 30% dibandingkan capaian 2021.
Dalam jangka pendek, WSBP memiliki captive market menyuplai produk precast dan readymix ke proyek jalan tol Waskita Karya yang didanai oleh PMN dari Pemerintah.
“Sementara untuk 3 – 5 tahun ke depan ada potensi pasar dari pembangunan ibu kota negara baru (IKN),” sambungnya.
Per Maret 2022, WSBP berhasil membukukan beberapa proyek jalan tol besar diantaranya Proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 2, dan Proyek Jalan Tol Ciawi-Sukabumi seksi 2.
Untuk proyek di luar jalan tol, WSBP juga tengah berkontribusi dalam proyek Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas, Infrastruktur G20 hingga Proyek Manyar Smelter.
Selain itu, WSBP juga terus menggencarkan ekspansi ke pasar luar negeri terutama di Kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
"Bersama dengan Waskita Karya selaku induk usaha, kami tengah menjajaki peluang proyek di beberapa negara di Afrika. Kami optimis produk beton pra-cetak Indonesia akan mampu bersaing di pasar global,” terang Poerbayu.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalap Saat Lebaran, Ini 4 Jenis Makanan Penurun Kolesterol Tinggi
Redaktur & Reporter : Yessy Artada