jpnn.com, JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,9 triliun pada tahun ini.
Anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) itu berencana membangun pabrik baru di Penajam, Kalimantan Timur (Kaltim).
BACA JUGA: Kontrak Baru Waskita Beton Melesat 154 Persen
Perseroan juga akan mengakuisisi sebuah pabrik di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
’’Dana sisa hasil IPO (initial public offering) tahun lalu masih ada Rp 2,9 triliun. Sebagian dari capex Rp 1,9 triliun tersebut diambil dari dana IPO, sisanya dari pinjaman bank,’’ kata Dirut WSBP Jarot Subana setelah rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Selasa (14/3).
Pabrik di Kaltim saat ini berada dalam proses pembangunan.
Pabrik tersebut diharapkan bisa beroperasi akhir tahun ini.
Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas sepuluh hektare itu mempunyai kapasitas produksi 250–300 ribu ton.
Sementara itu, pabrik di Sumut diharapkan dapat memproduksi 250 ribu ton.
Sebelum diakuisisi, pabrik tersebut mempunyai kapasitas produksi sekitar seratus ribu ton.
Saat ini, WSBP mempunyai sepuluh pabrik dengan kapasitas produksi 2,65 juta ton.
Pada akhir tahun ini, perusahaan yang bergerak di bidang beton pracetak itu menargetkan produksi 3,25 juta ton.
Di sisi lain, WSBP mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 317 miliar atau 50 persen dari laba bersih 2016 yang mencapai Rp 634 miliar.
Laba bersih perseroan sendiri tumbuh pesat, yakni mencapai 89,86 persen secara year-on-year.
Sisanya, sebanyak 45 persen dari laba bersih dimasukkan sebagai laba ditahan, dan lima persen sisanya menjadi dana cadangan perseroan.
Kinerja keuangan akan terus tumbuh tahun ini dengan didukung pertumbuhan ekonomi yang mulai kondusif.
’’Pemerintah juga berkomitmen mengejar target pembangunan tol sampai seribu kilometer. Hal itu menjadi salah satu katalisator permintaan beton precast,’’ kata Jarot.
Perseroan pada kuartal I 2017 mempunyai nilai kontrak baru sebesar Rp 3,3 triliun.
Sebagian besar kontrak berjalan dan yang diperbarui WSBP merupakan proyek jalan tol.
Tahun lalu, WSBP membukukan pendapatan usaha mencapai Rp 4,72 triliun atau tumbuh sekitar 78 persen secara year-on-year.
Pada 2017, WSBP menargetkan pendapatan sebesar Rp 7,7 triliun dan laba bersih Rp 1,1 triliun.
’’Target ini didorong carry over kontrak 2016 ke 2017 sekitar Rp 17 triliun. Target kontrak baru Rp 12 triliun,’’ ungkap Jarot.
Kontrak baru tahun ini diincar dari proyek tol Jakarta–Cikampek serta tol Kayu Agung–Betung.
Sementara kontrak pada kuartal I berjalan tahun ini berasal dari proyek tol Legundi–Bunder. (rin/c23/noe)
Redaktur & Reporter : Ragil