jpnn.com - JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali (unsuspensi) efek PT Waskita Karya pada perdagangan saham, Senin (4/5). BEI meminta kepada para pemangku kepentingan untuk memperhatikan setiap keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan pelat merah di bidang konstruksi ini. Khususnya mengenai rencana penawaran umum terbatas I dengan HMETD (right issue).
BACA JUGA: BRI Agroniaga Bukukan Laba Bersih Rp 20,43 Miliar
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Nongroup Arif M Prawirawinata mengatakan, BEI memutuskan mencabut penghentian sementara perdagangan efek perseroan di seluruh pasar terhitung sejak sesi pertama perdagangan pada Senin (4/5). Ini disampaikan Arif dalam laporannya di Keterbukaan Informasi BEI, pada hari yang sama.
Namun saham emiten berlambang WSKT terlihat langsung anjlok 160 poin atau 9,3 persen setelah BEI melakukan pencabutan sanksi penghentian sementara (suspensi). Awalnya sempat diperdagangkan sebesar Rp 1.700 per lembar saham atau melemah 20 poin. Dan sempat juga mencatatkan saham tertingginya sebesar Rp 1.710. Saham WSKT.
BACA JUGA: Begini Rencana Menteri Susi Tingkatkan Ekspor Ikan
Seperti diketahui, suspensi sebelumnya terjadi terkait pemberitahuan rencana RUPSLB untuk menjalankan right issue perseroan. Pengumuman RUPSLB Waskita, diposting pada Jumat (24/4). Dimana isi yang disampaikan RUPSLB akan digelar pada 10 Juni 2015 di gedung Waskita Karya MT Haryono, Jakarta.
Manajemen Waskita menargetkan peroleh dana segar dari right issue sebesar Rp 5,3 triliun. Dalam aksi korporasi ini, perseroan berharap pemerintah menyertakan modal sebesar Rp 3,5 triliun dari penyertaan modal negara (PMN). Direktur Utama Waskita M Choliq mengatakan, dengan dana tersebut untuk mendorong perolehan kontrak baru. Adapun di antaranya kontrak tol Solo-Ngawi-Kertosono sejauh 120 kilometer (km) dengan nilai paling tidak Rp 8 triliun.
BACA JUGA: Begini Cara OJK Perkuat Integritas
Kemudian tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Diharapkan dalam tiga bulan memperoleh proyek transmisi di Sumatera. Dengan Rp 5,3 triliun ini, dia mengaku, akan men-drive laba dari Rp 650 miliar jadi Rp 1 triliun. Karena ada interest saving Rp 200-250 miliar karena penguatan equity. Untuk aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. (ers/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Terpengaruh Perlambatan Ekonomi, Pendapatan Telkom Naik
Redaktur : Tim Redaksi