”Kami akan menggunakan dana IPO untuk tiga bidang pengembangan usaha, yaitu pembangunan pabrik beton di Benoa Bali, pengembangan bisnis jalan tol, dan properti,” kata Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Choliq di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, (28/9).
Untuk pabrik beton ini kebutuhannya dananya sekitar Rp 100 miliar. Pembangunan sudah mulai berjalan tahun ini. Pada tahap awal, kapasitas pabrik diperkirakan 200.000 ton per tahun. Target perseroan, nantinya pabrik tersebut berkapasitas 450.000 ton per tahun.
Waskita merupakan salah satu perusahaan yang ikut dalam pengerjaan paket II jalan tol Benoa. Oleh karena itu, produksi di tahap awal pabrik beton ini difokuskan untuk kebutuhan pembangunan jalan tol di Bali tersebut. Sedangkan properti dan real estate merupakan yang paling banyak menyedot anggaran yaitu sekitar Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar. ”Sisanya untuk jalan tol,” kata Choliq.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan bangunan ini tengah menunggu ditandatanganinya Peraturan Pemerintah (PP) untuk mengembalikan status dari anak usaha PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada 2008, Waskita memang masuk daftar PT PPA karena kesulitan pendanaan.
Setelah PP ditandatangani Presiden, Waskita akan membuat perjanjian dengan Bursa untuk IPO. ”Setelah itu, akan diproses oleh Bapepam-LK. Diperkirakan IPO akan terealisasi pada Desember nanti,” katanya. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Tudingan Penghilangan Dana, BUMI Lakukan Segala Cara
Redaktur : Tim Redaksi