jpnn.com - JAKARTA - SVP Corporate Secretary Perseroan PT Waskita Karya (Persero) Tbk Ermy Puspa Yunita mengatakan Waskita saat ini fokus dalam menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur dan proyek strategis nasional yang sedang berjalan.
Emmy mengatakan hal tersebut pada Public Expose 2023 yang diselenggarakan secara daring, Jumat (22/12).
BACA JUGA: Muhaimin Keluarkan Selepet soal IKN, Gibran Lakukan Sindiran Balik
Acara dihadiri Direktur Utama Waskita Muhammad Hanugroho, Direktur Keuangan Wiwi Suprihatno, Direktur Pengembangan Bisnis Rudi Purnomo, Investor, Analis Keuangan, Media, Bondholders dan umum.
"Sampai saat ini perseroan mengerjakan 90 proyek on-going dengan total nilai kontrak sebesar
Rp 52,7 triliun. Berdasarkan dari segmentasi proyek, total nilai kontrak tersebut bersumber dari proyek konektivitas infrastruktur sebesar 60 persen, sumber daya air sebesar 17 persen, gedung sebesar 13 persen, EPC dan anak usaha sebesar 10 persen,” ujar Emmy.
BACA JUGA: Menko PMK Dampingi Presiden Jokowi Resmikan Proyek Kampus Nusantara di IKN
Menurut Emmy, perseroan juga telah berkontribusi banyak dalam pembangunan mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan total nilai kontrak sebesar Rp 10,2 triliun, sementara untuk porsi Waskita sebesar Rp 6,7 triliun.
Sebanyak sepuluh proyek diraih oleh perseroan di antaranya Jalan Akses Lingkar Sepaku Seksi 4, Jalan Tol IKN Segmen 5A, Gedung Sekretariat Negara, Gedung Kemenko 3.
BACA JUGA: dr Hasto Ingatkan Ancaman Bonus Demografi Semu di IKN, Warga Lokal Bisa Terlupakan
Gedung Kemenko 4, IPAL 1,2,3 & 4 IKN, Jalan Feeder kawasan KIPP IKN, Rumah Susun ASN, Jalan Nasional IKN Seksi 6C-1 dan MultiUtility Tunnel-01 (MUT).
Menurutnya, perseroan telah membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sampai November sebesar Rp 14,4 triliun.
Berdasarkan kepemilikan proyek perolehan NKB ini masih didominasi oleh proyek pemerintah sebesar 62 persen, lalu diikuti proyek BUMN/BUMD sebesar 22 persen, pengembangan usaha sebesar 15 persen dan swasta sebesar 1 persen.
”Sementara itu berdasarkan segmentasi jenis proyek, konektivitas infrastruktur sebesar 54 persen, sumber daya air sebesar 15 persen, gedung sebesar 17 persen, EPC sebesar 1 persen dan anak usaha sebesar 14 persen,” ucap Ermy.
Selanjutnya, perseroan juga menjelaskan terkait perkembangan restrukturisasi yang sedang dilakukan
sejak awal tahun sampai saat ini.
Perseroan terus melakukan diskusi intensif terkait proses review secara komprehensif terhadap Master Restructuring Agreement (MRA) dengan seluruh kreditur perbankan.
”Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari seluruh perbankan Himbara dan sebagian perbankan
swasta terkait skema restrukturisasi Waskita yang telah mencapai 95 persen dari nominal outstanding
utang,” katanya.
Menurut Emmy, metode restrukturisasi akan ditempuh melalui delapan stream yaitu, restrukturisasi keuangan, penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah dan partisipasi publik melalui right issue.
Kemudian, fasilitas kredit dengan penjaminan pemerintah, strategic pertnership ruas tol, restrukturisasi anak perusahaan, transformasi bisnis, penyelesaian ruas tol Sumatra, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko.
“Pemerintah juga terus mendukung upaya penyehatan keuangan Waskita melalui (PMN) dan ruas dukungan konstruksi untuk penyelesaian pekerjaan ruas tol Bogor-CiawiSukabumi, Kayu Agung-Kapal Betung dan Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Proyek IKN, kontrak baru berasal dari Kementerian PUPR, Penyesuaian Tarif Tol dan Integrasi Ruas Tol,” kata Ermy.
Pemaparan agenda terakhir Perseroan juga fokus upaya perbaikan tata kelola dan kinerja perusahaan
melalui program transformasi bisnis.
Waskita juga sudah kembali kepada core business-nya sebagai kontraktor murni.
Perbaikan tata kelola perusahaan di antaranya melalui penerapan komite manajemen risiko konstruksi untuk memastikan setiap proyek yang akan diambil merupakan proyek sehat dengan risiko finansial yang rendah.
Seperti adanya ketentuan monthly payment, uang muka dan adanya kepastian pembayaran dari owner, sehingga proyek-proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.
Perseroan juga membentuk financial controller sebagai pengendalian sistem keuangan dan mewujudkan
kesatuan likuiditas dalam bentuk sentralisasi pembayaran.
Perbaikan kinerja perusahaan di antaranya melalui lean construction dan lean office agar proses bisnis perseroan makin efisien dan efektif.
”Program lean construction dilakukan agar proyek-proyek melakukan efisiensi minimun 1 persen dari sisa nilai kontrak melalui metode material manajemen yang lebih efektif dan efisien. Sementara itu, program lean office untuk melakukan implementasi right sizing jumlah pegawai dan efisiensi jumlah BUA sebesar 8 persen sampai dengan triwulan III 2023,” katanya.
Emmy lebih lanjut menuturkan, menghadapi 2024 perseroan optimistis dengan langkah-langkah yang dijalankan untuk menargetkan NKB tercapai sampai dengan Rp 20 triliun secara konsolidasi.
"Proses ini sudah berjalan on the track untuk menciptakan bisnis yang lebih sehat dan prudent, sehingga kepercayaan yang diberikan oleh publik dapat kami jaga dengan baik,” kata Ermy. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Debat Cawapres Mulai Panas, Gibran vs Mahfud soal Investasi IKN
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang