Waspada! 3.000 Pasien HIV/AIDS Tersebar di Surabaya

Rabu, 01 November 2017 – 08:45 WIB
Aktivis Tasikmalaya Suarakan Pemberantasan HIV AIDS Ilustrasi by:

jpnn.com, SURABAYA - Jumlah pasien HIV/AIDS terus bertambah di Surabaya, meski . Selama Januari sampai Oktober 2017, setidaknya ada 3.000 orang pasien HIV/AIDS yang kontrol di RSUD Dr Soetomo, baik rawat jalan maupun rawat inap.

Dibandingkan dengan 2016, jumlah ini naik, sebelumnya antara 2.600-2.700 orang.

BACA JUGA: Perokok Penderita HIV Berisiko Kena Kanker Paru

Data tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Medis AIDS Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr Soetomo DR dr. Erwin Astha Triyono.

“Paling banyak karena seks bebas dan penggunaan suntuk narkoba,” kata Erwin.

BACA JUGA: Jangan Percaya Isu Buah Disuntik Virus HIV

Diungkapkan Erwin, kebanyakan pasien yang dirawat di UPIPI RSUD dr Soetomo masuk dalam usia produktif, yaitu 20-35 tahun.

Erwin mengatakan, itu berarti penularannya sekitar 15 tahun yang lalu.

BACA JUGA: 11 Pasien HIV AIDS Meninggal di Blitar

“Jika sekarang pasien berumur 35 tahun, berarti dia tertular sekitar usia 20 tahun. Saat itu pasien masih pada masa coba-coba. Karena itulah, orang tua harus memberikan pengawasan ekstra saat anaknya berusia remaja,” ungkap Erwin.

Ketika pasien didata, diketahui kebanyakan adalah warga Surabaya, tapi mereka tidak mempunyai KTP.

Para pasien tersebut berasal dari semua kalangan, bahkan semua profesi ada.

Dugaan Erwin, dengan jumlah pasien HIV/AIDS meningkat tahun ini karena kurangnya kontrol dari tenaga medis kepada pejaja seks komersil dan pelanggannya.

“Kami jadi susah memantau mereka. Kalau dulu kan terkumpul dalam satu lokalisasi,” ujarnya.

Erwin mengungkapkan, memang lokalisasi sudah ditutup, tapi prostitusi masih tetap ada.

Kini, para PSK banyak yang bersembunyi diberbagai tempat, salah satunya apartemen.

Beberapa dari mereka menyewa apartemen sebagai tempat, dan menggunakan media sosial untuk memasarkan jasa mereka.

Biasanya mereka berpindah pindah, sebagian lagi pindah ke luar kota.

“Sekarang kami jadi susah melacak. Saya takut semua ini jadi bom waktu sekitar lima tahun lagi. Di Surabaya atau pun luar Surabaya,” kata Erwin. (Fajar/jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saat Wijianto Terbaring di RS, Istri Minta Cerai, Berpetualang Jalan Kaki


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler