jpnn.com, SURABAYA - Kecelakaan yang terjadi di Jalan A. Yani menjadi pekerjaan rumah bagi petugas, terutama polisi dan dinas perhubungan. Menurut data sementara, jumlah kecelakaan dalam pekan pertama Oktober nyaris sama dengan kecelakaan yang terjadi selama September 2018.
Berdasar data Satlantas Polrestabes Surabaya, terhitung sejak 1 sampai 8 Oktober, ada satu korban kecelakaan yang meninggal. Jumlah tersebut sama dengan korban meninggal selama September lalu. Begitu juga jumlah kerugian yang ditimbulkan.
Kanitlaka Lantas Polrestabes Surabaya AKP Gusti Antara menjelaskan, faktor mengantuk dan human error menempati posisi pertama sebagai penyebab kecelakaan. "Meskipun tidak bisa dimungkiri, luasnya jalan juga memicu masyarakat untuk melaju lebih cepat. Ada faktor psikologis pengendara di situ," jelasnya.
Menurut dia, jalan baru ramai ketika waktu pergi dan pulang kerja. Volume kendaraan meningkat sekitar pukul 17.00-19.00. Nah, pada jam-jam padat seperti itu, kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat kecil. Sebaliknya, berdasar data selama ini, kecelakaan justru terjadi satu atau dua jam setelah volume kendaraan menurun. "Biasanya mereka adalah warga Sidoarjo yang bekerja di Surabaya," tambah perwira dengan tiga balok di pundak tersebut.
Dia menambahkan, kelelahan dan ingin cepat kembali ke rumah menjadi salah satu penyebab kecelakaan. Misalnya, ketika melihat keadaan jalan yang sepi, para pengendara pun memanfaatkan kesempatan tersebut. Mereka menambah kecepatan agar bisa segera pulang. Hal itu dilakukan tanpa menyadari bahaya yang mengancam pengendara di sepanjang perjalanan. "Ini yang tidak boleh. Berkendara secara terburu-buru. Itu pasti celaka," tegas Antara.
Karena itu, mantan Kanitlantas Polsek Bubutan tersebut meminta pengguna jalan agar lebih bersabar saat berkendara di jalan raya. Menurut Antara, jika ingin menghadiri sebuah acara, masyarakat diharapkan datang lebih awal dan berangkat tidak terlalu mepet. Ketika hendak pulang pun demikian. (bin/c7/eko)
BACA JUGA: Kecepatan Tinggi, Jazz Seruduk Mobilio
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akui Ada Kenakalan Layanan Uji Kir
Redaktur : Tim Redaksi