jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay mengingatkan masyarakat waspada terhadap organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang belakang membuat resah masyarakat. Terutama orang-orang yang awam dan terbatas pengetahuan agamanya.
Menurutnya, organisasi dengan nama lain Negara Karunia Semesta Alam (NKSA) tersebut, cara-cara perekrutannya dilakukan tertutup dan menimbulkan keresahan. "Gafatar, dari karakteristik dan pola gerakannya, termasuk salah satu yang menyimpang dan bisa membahayakan kehidupan sosial," kata Saleh di Jakarta, Rabu (13/1).
BACA JUGA: Sssttt... Mantan Pimpinan KPK Pernah Jadi Dewan Pembina Gafatar
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itupun menduga, pola perekrutan anggota Gafatar dilakukan dengan berbagai metode. Tergantung target sasaran yang ingin direkrut. Termasuk di antaranya melakukan pendekatan melalui kerja-kerja sosial yang bisa menarik simpati.
Bagi para mahasiswa, misalnya, Gafatar bisa saja melakukan perekrutan melalui halaqah, pertemuan terbatas, atau pengajian-pengajian kecil. Mahasiswa yang direkrut pada umumnya adalah mereka yang pengetahuan agamanya masih awam. Sehingga, ketika dikenalkan dengan suatu aliran pemikiran dan gerakan tertentu tidak menolak dan mudah menerima.
BACA JUGA: Menteri Jonan Keluarkan Izin Trase KA Cepat Jakarta-Bandung
Demikian juga bagi pekerja profesional, gerakan seperti ini juga cenderung memanfaatkan tingkat pemahaman keagamaan yang terbatas. "Tidak heran jika organisasi ini diikuti oleh mereka yang dinilai mapan secara intelektual dan finansial. Bahkan lebih dari itu, rela meninggalkan keluarga untuk menjalankan misi organisasi," ujar Saleh.
Dia menambahkan, tidak tertutup kemungkinan organisasi seperti ini juga merekrut orang-orang yang secara ekonomi lemah. Mungkin karena tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, mereka ikut bergabung. Karena itu, Saleh meminta pemerintah proaktif melakukan sosilisasi tentang organisasi dan gerakan menyimpang yang saat ini ada di tengah masyarakat.(fat/jpnn)
BACA JUGA: MenPAN-RB : Prioritaskan Netralitas Militer
BACA ARTIKEL LAINNYA... Johan Budi di Mata Fahri Hamzah
Redaktur : Tim Redaksi