Waspada Berebut Bus ke Pemondokan

Satu Jamaah Asal Cilacap Pingsan

Jumat, 04 Oktober 2013 – 05:58 WIB

jpnn.com - MAKKAH - Mendekati puncak ibadah haji, gelombang jamaah asal Indonesia terus mengalir menuju Kota Suci Umat Islam Makkah. Baik dari arah Kota Jeddah maupun Madinah. Khusus jamaah regular, kemarin (3/10) adalah pergerakan hari terakhir. Karena itu, Madinah sudah relatif sepi dari jamaah haji reguler. Adapun untuk jamaah haji khusus (dulu ONH plus) beberapa kloter masih berada di Kota Nabi itu.

Suasana Kota Makkah pun semakin padat. Terutama di area Masjidilharam. Praktis hari-hari ini kawasan Masjidilharam itu sesak dengan lautan manusia dari berbagai Negara. Bukan hanya saat gelombang melaksanakan tawaf ataupun sai, tetapi juga saat waktu salat lima waktu.

BACA JUGA: Akil Mengaku tak Kenal Chairun Nisa dan Cornelis

Kepadatan itupun berdampak serius terhadap pengaturan transportasi bagi para jamaah." Bus-bus yang menjadi angkutan Cuma-Cuma selama musim haji, selalu diserbu oleh ribuan jamaah itu. Selepas salat Subuh kemarin, misalnya. Di terminal Bab Ali, lautan manusia itu berebut untuk bisa mendapatkan tumpangan menuju ke pemondokan di wilayah Mahbas Jin dan Aziziyah.

Butuh waktu hampir dua jam untuk bisa mendapatkan bus merah bermerek Saptco itu. Padahal, sehari sebelumnya masih relative longgar.

BACA JUGA: Akil Berbagi Sel dengan Rudi Rubiandini

Beruntung petugas setempat bergerak cepat. "Mereka bergegas menutup akses menuju bus. Dengan begitu, tidak sampai terjadi insiden yang tidak diinginkan. Baru setelah suasana longgar, akses itu dibuka kembali. Padahal, andaikan jamaah lebih bersebar maka para jamaah pasti terangkut ke pemondokan masing-masing.

Namun demikian, saat jamaah berdesak-desakan berebut bus tersebut ada salah seorang jamaah jatuh pingsang. Yakni, Sulistyo Wardani, asal Cilacap, Jawa Tengah, dari Embarkasi Solo (SOC). Korban itupun langsung dibopong keluar dari kerumunan massa yang menyemut itu. Kebetulan di area itu ada petugas ibadah haji Indonesia (PPHI). Termasuk tim media center haji (MCH) Kemenag dan tim kesehatan Kemenkes. Mereka pun bergerak untuk menyelamatkan nyawa korban.

BACA JUGA: Jimly: Akil Pantas Dihukum Mati

Setelah beberapa kali ditekan dadanya, ibu itu baru tersadar dan langsung dilarikan dengan ambulans untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. "Korban kekurangan oksigen akibat berdesak-desakan itu," kata dr Fanny.

Peristiwa itu bukan tidak mungkin bakal berulang. Sebab, kondisi Masjidilharam dipastikan akan semakin padat. Terlebih saat seluruh jamaah haji sudah 100 persen berada di Makkah. Untuk mengantisipasi itu, Misi Urusan Haji Indonesia mengeluarkan kebijakan baru.

Mulai Rabu (2/10), dibuka rute bagi jamaah haji yang tinggal di Bakhutmah. Jalurnya dari Halte 1 Bakhutmah menuju Terminal Kudai, lalu "menuju" Bab Malik Masjidilharam dan sebaliknya.

"Target pengalihan rute ini untuk mengurangi beban terminal ghazza atau terminal lain pada jam-jam sibuk. Misalnya, selepas salat Isya, Subuh, dan Jumat. Saat saat itu kepadatan jamaah baru bisa teruai antara dua sampai tiga jam, " kata Kasi Seksi Transportasi Ahmad Wahyudi kepada tim MCH Daerah Kerja (Daker) Makkah. Untuk tahap awal ini, Daker Makkah mengoperasikan tiga bus.

Kawasan Bakhutmah merupakan wilayah pemondokan dengan jumlah jamaah haji Indonesia terbesar.
Wahyudi optimistis pembukaan rute baru itu bisa mempercepat proses penguraian kepadatan jamaah. Namun demikian, Wahyudi menyatakan bahwa proses" terurainya kepadatan itu juga dipengaruhi sejumlah factor. Di antaranya, kepadatan lalu lintas di jalan-jalan sekitar Masjidilharam. "Kita juga harus terus menyosialisasikan kepada jamaah untuk tidak berebut karena memang tingkat pendidikan yang beragam juga ikut mempengaruhi," ungkapnya.

Sementara itu, jumlah jamaah haji yang wafat di Tanah Suci sampai kemarin terdata ada 30 orang. Jumlah ini menurun dibanding periode yang sama musim haji sebelumnya. Pada 2012 jumlah jamaah wafat ada 45 orang dan "50 orang pada 2011. "Kita berusaha dan berdoa bersama kepada Allah SWT, mudah-mudahan sampai akhir musim haji jumlah jamaah yang meninggal terus menurun," kata Kabid Kesehatan PPHI Arab Saudi Dr dr Fidiansjah Sp KJ.

Jamaah yang wafat disebabkan karena gangguan sirkulasi darah, jantung, paru-paru, serta diabetes dengan komplikasi. Menghadapi puncak Haji dengan wukuf di Arafah dan melontar jumrah di Mina, pihanya menyarankan agar jamaah lebih banyak beristirahat. Paling tidak "tujuh hari sebelum pelaksanaan wukuf.  "Kurangi ibadah sunah, banyak makanan bergizi, pola hidup sehat, tetap gunakan penutup mulut dan hindari kerumunan," "katanya. (hud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Sita Rp 2,7 Miliar di Rumah Dinas Akil Mochtar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler