SURABAYA—Para ibu kini harus waspada karena wabah penyakit yang baru muncul yaitu flu singapura. Ini ditandai dengan bercak dan bentol-bentol merah yang tiba-tiba muncul di tubuh anak. Terkadang beberapa orang sering mengira itu sakit cacar. Padahal, itu bisa jadi gejala flu Singapura. Kasus tersebut sekarang menjangkiti anak-anak.
Misalnya, yang dialami Richard Raymond Santoso. Bocah berusia 17 bulan tersebut mengidap flu Singapura. Saat ditemui Jawa Pos di rumahnya di kawasan Kedung Cowek kemarin (6/6), sekujur tubuhnya dipenuhi bentol dan bercak merah. Yang paling banyak ada di kaki, tangan, hingga mulut.
Kalau celananya dibuka, pada selangkangan dan pantat Richard terlihat bintik yang begitu banyak. ''Richard, kalau malam, kukur-kukur. Kaki, tangan, dan kemaluannya digaruk karena gatal,'' ujar sang ibunda, Esther Tri Sumaryani.
Perempuan 26 tahun itu mengungkapkan, gejala flu Singapura dirasakan Richard sejak Sabtu (4/6). Richard mengalami panas tinggi sampai 39 derajat Celsius. Pemberian obat penurun panas tidak berhasil. Karena itu, dia dibawa ke rumah sakit.
Esther akhirnya mengetahui sang anak terkena flu Singapura. Hingga hari ketiga sejak panas, bintik merah makin banyak di badan. Beberapa bintik menggelembung, lalu pecah dan mengering. ''Sakno, ngenes lihat anak sakit. Ben bengi saya nangis,'' ujarnya.
Menurut Esther, sang anak memang masih terlihat kuat dan aktif bermain. Namun, dia khawatir semakin hari sebaran bintiknya kian luas. Selain itu, bibir Richard penuh dengan sariawan. Tidak hanya di dalam mulut, tapi juga di bagian luarnya. Sariawan tersebut sering berdarah.
Karena itu, Richard sulit makan dan minum. Dia hanya mau yang dingin-dingin. Mengisap susu pun tidak mudah. Mulutnya sering terbuka dan mengeluarkan liur karena rasa perih di dalam mulut.
Tiga hari sakit, berat bocah kelahiran 22 Januari 2015 tersebut turun 2 kilogram lebih. Dari 14,5 kilogram menjadi 12 kilogram. ''Semoga tidak sampai parah,'' ujar Esther.
Istri Tjahja Santoso itu merasa khawatir karena flu Singapura bisa menyerang otak. Dia akan melakukan apa pun untuk pengobatan sang anak. Sementara ini, Richard diberi vitamin dan antivirus. Esther berharap imun tubuh anaknya membaik. ''Kata dokter biar imun sendiri yang melawan virusnya,'' ucapnya.
Sementara itu, dokter spesialis anak di Siloam Hospitals Surabaya dr Dian Pratamastuti SpA mengungkapkan, flu Singapura memang sedang musim. Dalam sehari, dia menemukan satu sampai tiga pasien di rumah sakit dan tempat praktik pribadinya.
Menurut dia, penyakit itu sangat cepat menular. Namun, sebenarnya tidak mematikan. Yang diserang adalah imun tubuh. Penyebabnya adalah virus. Komplikasinya tidak boleh diremehkan. Yakni, diare, dehidrasi, sampai meningitis.
''Di Singapura saat terjadi wabah, ada 33 anak meninggal,'' ucap Dian. Penyebab kematian itu adalah dehidrasi berat. Anak tidak mau makan karena nyeri saat menelan.
Alumnus FK Unair tersebut menambahkan, masa perjalanan penyakit flu Singapura sekitar sepuluh hari. Dengan perawatan yang tepat, pada hari kesepuluh anak diharapkan bisa sembuh. (nir/c7/fat/flo/jpnn)
BACA JUGA: Hari Pertama Puasa, Kantor Gubernur Lumpuh
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begituan di Pinggir Kali, Difoto Lantas Diunggah ke Facebook, Beginilah Jadinya...
Redaktur : Tim Redaksi