jpnn.com, JAKARTA - Para ahli membeberkan gejala pada Covid-19 teranyar.
Dikutip dari The New York Times secara garis besar subvarian BA.5 tidak banyak berbeda dibandingkan dengan varian Omicron sebelumnya.
BACA JUGA: Covid Merajalela di ASEAN Para Games 2022, Mas Gibran Bilang Begini
Dokter spesialis penyakit menular dari University of California, San Francisco Dr. Peter Chin-Hong mengatakan pasien yang terinfeksi BA.5 biasanya mengalami gejala batuk, pilek, sakit pada tenggorokan (radang), nyeri sendi, sakit kepala dan merasa kelelahan.
Namun, ada satu yang membedakan BA.5 dari varian lain adalah jarang ditemukan pasien BA.5 yang mengalami anosmia atau kehilangan indera perasa dan penciuman.
BACA JUGA: Dokter Eka Sebut Tren Penyakit Stroke Meningkat, Kasus Covid-19 Menurun
"Pasien BA.5 juga jarang mengalami sesak napas, gelaja yang paling dirasakan oleh pasien dengan varian Delta atau varian Covid lainnya," ujar dr. Peter.
Ahli penyakit paru dari Cleveland Clinic Dr. Joseph Khabbaza mengatakan pasien BA.5 cenderung mengalami gejala pada pernapasan bagian atas mulai dari pangkal tenggorokan hingga ujung hidung.
BACA JUGA: Kebijakan COVID di Australia Sekarang Dipandang Tidak Konsisten. Apa yang Terjadi ?
"Banyak pasien dengan BA.5 yang mengalami rasa sakit akibat penyumbatan sinus dan radang tenggorokan yang cukup parah," kata Khabbaza.
Kepala divisi penyakit infeksi pada anak di Hassenfeld Children’s Hospital di N.Y.U. Langone, Dr. Adam Ratner mengatakan belum ada bukti yang menyatakan bahwa subvarian BA.5 lebih parah daripada varian sebelumnya, Omicron.
"Namun, BA.5 lebih cepat menular," kata Ratner.
COVID-19 BA.5 menjadi subvarian yang paling banyak menyebar tidak hanya di Amerika Serikat, termasuk berbagai negara lainnya termasuk Indonesia. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul