Waspada Gejala Keputihan

Senin, 13 Januari 2014 – 03:19 WIB

jpnn.com - SALAH satu gangguan yang paling dikeluhkan wanita adalah keputihan. Hampir semua wanita pernah mengeluhkan gangguan tersebut. Penyebabnya memang beragam. Karena itu, ada baiknya mengenali gejala keputihan.

Dokter Ary Widhiasti SpKK dari Rumah Sakit Husada Utama (RSHU) Surabaya mengatakan, ada dua penyebab keputihan. Yakni, faktor fisiologis dan patologis. Keputihan secara fisiologis dinilai normal dan hampir semua wanita pernah mengalaminya. Keputihan ini terjadi karena perubahan faal tubuh.

BACA JUGA: Bayi Tabung Rentan Terkena Kanker saat Masih Anak-anak

Keputihan ini bisa terjadi karena perubahan hormonal menjelang menstruasi, bisa juga adanya rangsangan saat akan berhubungan seksual, atau karena emosional. "Keputihan fisiologis ini tidak berbahaya," ujar spesialis kulit dan kelamin itu.

Berbeda dengan keputihan yang bersifat patologis yang terjadi karena adanya penyakit tertentu. Keputihan ini memiliki gejala warna kekuning-kuningan dan berbau. Beberapa gejala keputihan yang serius, antara lain, keluarnya cairan berlebihan seperti menstruasi, cairan kental dan berbau, cairan kuning kehijauan, serta menimbulkan rasa gatal, panas, dan bahkan nyeri di sekitar vagina.

BACA JUGA: Tips Sehat di Musim Hujan

Karena itu, kata Ary, sebelum keluhan ini diatasi, penyebab keputihan harus diidentifikasi dulu. "Penyebabnya apa, baru ditangani," ujarnya.

Bila keputihan karena faktor fisiologis tak perlu penanganan medis. Hanya perlu perawatan yang benar.

BACA JUGA: Wanita Paruh Baya Lebih Sering Susah Tidur Dibanding Pria

Caranya, cuci vagina dengan air secara rutin. Tak perlu memakai sabun tertentu, seperti daun sirih. Sebab, hal itu malah menimbulkan iritasi atau mengganggu keasaman vagina. Bukannya membaik, langkah itu justru memperburuk.

Karena itu, tidak dianjurkan menggunakan jenis sabun tertentu yang justru mengganggu daerah miss V. "Prinsipnya, keputihan sebenarnya bisa diatasi hanya dengan menjaga kebersihan secara umum," terangnya.

Ini berbeda dengan keputihan yang bersifat patologis. Gejala ini merupakan tanda penyakit tertentu atau tanda dari suatu keganasan. Misalnya, keputihan bercampur darah. Jika mendapati kondisi seperti itu, harus segera dikonsultasikan ke dokter.

Sayangnya, kata Ary, wanita kadang meremehkan keputihan. Mereka juga lebih sering mengatasinya sendiri dengan memakai sabun tertentu. Jika keluhan berlanjut, mereka baru datang ke dokter. Padahal, mereka bisa berkonsultasi dulu dan tak perlu menunggu hingga keluhan berlanjut. (kit/c2/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Vespa Pantura, Berawal dari Sering Berkumpul


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler