JAMBI- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi mulai melakukan upaya mengantisipasi penyebaran virus flu brung jenis terbaru, yakni H7N9 di Provinsi Jambi. Ditemui koran ini, Sabtu (13/4), Kadinkes Provinsi Jambi Andi Pada menghimbau kepada masyarakat Jambi yang terserang demam setelah melakukan perjalanan ke luar negeri, untuk segera mengecek kesehatannya.
Kabarnya, virus baru ini telah menyebar di Cina, dari 16 yang terjangkit, 8 diantaranya dilaporkan meninggal dunia. “Hati-hati untuk yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri, khususnya ke Cina. Kalau terserang demam sebaiknya langsung memeriksakan kesehatannya,” tegasnya.
Dikatakannya, secara umum cara penanggulangan virus ini sama dengan virus influenza lainnya. “Bagaimana kebesihan makanan dijaga. Ketika selesai kerja dan menjamah unggas tetap diutamakan mencuci tangan dengan sabun dan kebersihan lingkungan juga adalah prioritas yang diutamakan,” sebutnya.
Ditegaskannya lagi, untuk menghindari terjangkit virus ini adalah dengan cara menghindari kontak langsung dengan unggas. “Sama dengan virus H5N1 cara menghindarinya, tetap hati-hati setelah kontak langsung dengan unggas,” ungkapnya.
Disebutkannya, karena kasus merebaknya Virus H7N9 ini masih berada di Cina, jadi masyarakat belum terlalu perlu khawatir. Akan tetapi, kewaspadaan, sambungnya, tetap perlu dilakukan. “Jadi yang pernah perjalanan ke luar negeri, hati-hati. Jika terjadi demam, maka langsung periksakan diri. Sampai saat ini virus ini belum masuk Indonesia. Namun, karena mobilitas tinggi untuk yang perjalanan ke luar daerah, maka kita tetap melakukan antisipasi,” sebutnya.
Sebelumnya, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) meminta agar Dinas Peternakan untuk aktif mengawasi peredaran unggas. “Terutama yang masuk ke Jambi,” kata Gubernur usai menghadiri pertemuan di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, kemarin (11/4).
Dikatakannya, dirinya juga sudah meminta Dinas Peternakan untuk bertindak cepat mengantisipasi merebaknya virus ini sejak dini. “Saya sudah minta Dinas Peternakan dan Kesehatan untuk bekerjasama melakukan pengawasan,” sebutnya.
Ditegaskannya, Pemerintah Provinsi Jambisaat ini sudah memiliki tim untuk mengawasi peredaran unggas yang masuk ke Jambi khususnya. Sehingga, pengawasan bisa dilakukan sejak dini dengan cara pencegahan. “Kami kan ada tim untuk melakukan pengawasan unggas yang masuk ke Jambi. Unggas yang masuk harus diawasi sesuai dengan protapnya. Ada ketentuannya dan diawasi,” ungkapnya.
Lagi pula, sambungnya, kebutuhan Jambi terhadap unggas seperti Ayam dan bebek bisa dipenuhi sendiri oleh Jambi. Tanpa mengharapkan suplay dari daerah lain. “ Yang jelas kebutuhan kita bisa kita penuhi sendiri,” tandasnya.
Koordinator Pusat Pengendalian Penyakit Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jambi, Tatang Del Canto. Saat dikonfirmasi kemarin, dirinya mengatakan, virus ini memang belum masuk ke Indonesia.
“Virus ini memang perlu diwaspadai. Saat ini, virus ini memang belum masuk ke Indonesia. Kabarnya, virus ini mulai merebak di China dengan jumlah 18 kasus dan 6 diantaranya dikabarkan meninggal dunia setelah terserang virus ini,” jelas Tatang. (wsn)
Kabarnya, virus baru ini telah menyebar di Cina, dari 16 yang terjangkit, 8 diantaranya dilaporkan meninggal dunia. “Hati-hati untuk yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri, khususnya ke Cina. Kalau terserang demam sebaiknya langsung memeriksakan kesehatannya,” tegasnya.
Dikatakannya, secara umum cara penanggulangan virus ini sama dengan virus influenza lainnya. “Bagaimana kebesihan makanan dijaga. Ketika selesai kerja dan menjamah unggas tetap diutamakan mencuci tangan dengan sabun dan kebersihan lingkungan juga adalah prioritas yang diutamakan,” sebutnya.
Ditegaskannya lagi, untuk menghindari terjangkit virus ini adalah dengan cara menghindari kontak langsung dengan unggas. “Sama dengan virus H5N1 cara menghindarinya, tetap hati-hati setelah kontak langsung dengan unggas,” ungkapnya.
Disebutkannya, karena kasus merebaknya Virus H7N9 ini masih berada di Cina, jadi masyarakat belum terlalu perlu khawatir. Akan tetapi, kewaspadaan, sambungnya, tetap perlu dilakukan. “Jadi yang pernah perjalanan ke luar negeri, hati-hati. Jika terjadi demam, maka langsung periksakan diri. Sampai saat ini virus ini belum masuk Indonesia. Namun, karena mobilitas tinggi untuk yang perjalanan ke luar daerah, maka kita tetap melakukan antisipasi,” sebutnya.
Sebelumnya, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) meminta agar Dinas Peternakan untuk aktif mengawasi peredaran unggas. “Terutama yang masuk ke Jambi,” kata Gubernur usai menghadiri pertemuan di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, kemarin (11/4).
Dikatakannya, dirinya juga sudah meminta Dinas Peternakan untuk bertindak cepat mengantisipasi merebaknya virus ini sejak dini. “Saya sudah minta Dinas Peternakan dan Kesehatan untuk bekerjasama melakukan pengawasan,” sebutnya.
Ditegaskannya, Pemerintah Provinsi Jambisaat ini sudah memiliki tim untuk mengawasi peredaran unggas yang masuk ke Jambi khususnya. Sehingga, pengawasan bisa dilakukan sejak dini dengan cara pencegahan. “Kami kan ada tim untuk melakukan pengawasan unggas yang masuk ke Jambi. Unggas yang masuk harus diawasi sesuai dengan protapnya. Ada ketentuannya dan diawasi,” ungkapnya.
Lagi pula, sambungnya, kebutuhan Jambi terhadap unggas seperti Ayam dan bebek bisa dipenuhi sendiri oleh Jambi. Tanpa mengharapkan suplay dari daerah lain. “ Yang jelas kebutuhan kita bisa kita penuhi sendiri,” tandasnya.
Koordinator Pusat Pengendalian Penyakit Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jambi, Tatang Del Canto. Saat dikonfirmasi kemarin, dirinya mengatakan, virus ini memang belum masuk ke Indonesia.
“Virus ini memang perlu diwaspadai. Saat ini, virus ini memang belum masuk ke Indonesia. Kabarnya, virus ini mulai merebak di China dengan jumlah 18 kasus dan 6 diantaranya dikabarkan meninggal dunia setelah terserang virus ini,” jelas Tatang. (wsn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bercengkerama di Puncak Merbabu
Redaktur : Tim Redaksi