Waspada! Ini 5 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Saat Puasa Ramadan

Jumat, 24 April 2020 – 16:41 WIB
Sakit maag. Ilustrasi Foto: Pixabay

jpnn.com - Pada dasarnya, puasa Ramadan dapat menyehatkan tubuh. Namun, tak dimungkiri masalah kesehatan bisa muncul karena tubuh yang beradaptasi dengan perubahan pola dan waktu makan. Paling tidak ada tiga masalah kesehatan langganan hadir saat Anda berpuasa selama kurang lebih sebulan lamanya.

Berpuasa diketahui dapat memberikan manfaat baik untuk kesehatan. Menurut berbagai penelitian, dengan melakukan puasa, asupan kalori berkurang sehingga bisa membantu menurunkan berat badan.

BACA JUGA: Puasa Harus di Rumah, Dhini Aminarti: Sekarang Allah Mutar Balikin Semua, mau Alasan apa Lagi?

Tak hanya itu, puasa juga dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes agar lebih stabil, menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi, sekaligus menurunkan kadar kolesterol jahat.

Gangguan kesehatan yang sering muncul saat puasa dan solusinya

BACA JUGA: Mengonsumsi Mentimun Suri untuk Buka Puasa? Ini Manfaatnya

Di balik manfaatnya, menjalankan ibadah puasa tentulah tak selalu lancar. Terkadang ditemukan berbagai hambatan yang dapat mengganggu kualitas puasa, termasuk munculnya masalah kesehatan yang dapat mengganggu kualitas puasa. Apa saja?

1. Penyakit mag

BACA JUGA: Wabah COVID-19 Berdampak pada Tradisi Ramadan di Seluruh Dunia

Sakit mag adalah salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh umat Muslim ketika sedang berpuasa. Peradangan di permukaan dalam lambung ini terjadi karena lambung kosong terlalu lama saat berpuasa, sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang dapat mengiritasi mukosa (dinding dalam lambung).

Sakit mag yang dalam bahasa kedokteran disebut gastritis ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya karena terlambat makan, mengonsumsi makanan pedas dan asam, mengonsumsi obat pereda nyeri atau kortikosteroid dalam jangka waktu lama, stres, merokok, dan infeksi bakteri.

Gejala sakit mag dapat berupa nyeri atau perih pada ulu hati atau perut kiri atas, kram perut, mual, muntah, perut kembung dan begah, sering buang angin, kehilangan nafsu makan, dada terasa terbakar atau panas, serta mulut terasa pahit.

Untuk mencegah sakit mag, hindari mengonsumsi makanan dalam jumlah yang terlalu banyak. Apalagi makanan yang dikonsumsi tergolong tinggi lemak, dan kembali tidur setelah selesai sahur.

Ketika berbuka, Anda disarankan untuk mengonsumsi air hangat atau teh manis hangat terlebih dahulu. Hindari minuman dingin karena dapat membuat perut Anda nyeri. Makan terakhir paling lambat adalah 3–4 jam sebelum tidur.

Selain itu, hindari mengonsumsi makanan asam (jeruk, lemon, tomat), pedas, dan terlalu berbumbu, karena dapat merangsang lambung. Minuman dan makanan yang dapat menimbulkan banyak gas seperti minuman bersoda dan sayuran tertentu seperti kol, sawi, brokoli, dan kembang kol juga harus dibatasi.

Demikian juga dengan makanan yang berlemak seperti gorengan dan makanan yang mengandung tinggi gula yang harus dikurangi. Tak hanya itu, kebiasaan merokok juga harus dihentikan agar sakit mag tidak mudah kambuh.

Apabila sakit mag yang Anda alami cukup mengganggu, Anda dapat mengonsumsi obat mag 15–30 menit sebelum sahur dan berbuka. Pastikan untuk mengonsultasikan hal ini terlebih dulu dengan dokter Anda.

2. Dehidrasi

Dehidrasi atau kekurangan cairan sering terjadi saat berpuasa karena asupan cairan yang berkurang. Meskipun berpuasa, Anda tetap harus mencukupi kebutuhan cairan sama seperti ketika Anda tidak berpuasa.

Sekitar 60 tubuh manusia terdiri dari air. Oleh karena itu, bisa dibayangkan bagaimana jika tubuh kekurangan air. Terlebih lagi, air ternyata memiliki berbagai manfaat penting bagi tubuh kita.

Air tak hanya berguna untuk mengisi cairan di dalam sel tubuh, namun masih banyak fungsi lain. Seperti membantu terjadi berbagai reaksi kimiawi dan enzimatik, sebagai pelarut, membantu proses pembentukan energi dari karbohidrat, lemak, dan protein, membuang sisa metabolisme, dan juga membantu regulasi suhu tubuh.

Apabila Anda kekurangan cairan, maka akan terjadi gangguan dalam fungsi tubuh. Gejala yang dapat timbul apabila Anda mengalami dehidrasi antara lain bibir dan mulut kering, rasa haus, urine sedikit dan berwarna gelap (kuning tua hingga cokelat), kelemahan, mudah lelah, pusing, hingga pingsan.

Anda dapat mencegah dehidrasi dengan mengonsumsi cairan yang cukup sepanjang hari. Kebutuhan cairan untuk orang dewasa adalah 35–40 cc per kilogram berat badan. Jadi jika seseorang memiliki berat badan 50 kg, maka kurang lebih ia harus mengonsumsi air 2000 cc (2 liter), atau kurang lebih setara dengan delapan gelas air per hari.

Untuk mengakalinya, Anda dapat mengonsumsi dua gelas air saat sahur, dua gelas air lagi saat berbuka, dan ditutup dengan empat gelas air setelah berbuka hingga sebelum tidur. Meski demikian, perlu diperhatikan agar Anda tidak mengonsumsi terlalu banyak air dua jam mendekati jam tidur, agar tidak buang air kecil pada malam hari yang dapat mengganggu kualitas tidur.

3. Radang tenggorokan

Radang tenggorokan juga dapat terjadi karena asupan cairan yang berkurang, sehingga tenggorokan akan cenderung menjadi lebih kering. Untuk mengatasi hal ini, minum air yang cukup saat berbuka dan hindari konsumsi makanan yang digoreng dan terlalu manis dalam jumlah banyak.

4. Sakit kepala

Sakit kepala saat Anda berpuasa dapat terjadi karena beberapa hal. Namun, penyebab yang paling sering adalah karena rendahnya gula darah (hipoglikemia) dan dehidrasi.

Apabila penyebabnya murni karena dua hal tersebut, sebenarnya obat sakit kepala tidak terlalu dibutuhkan. Mengonsumsi air dan makanan yang cukup untuk mengembalikan kadar cairan dan glukosa ke level yang normal umumnya sudah dapat meredakan sakit kepala yang Anda rasakan.

Untuk menghindari terjadinya sakit kepala akibat hipoglikemia, pastikan Anda tidak melewatkah sahur yang merupakan bekal utama Anda untuk beraktivitas sepanjang hari. Konsumsilah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti gandum, pasta gandum, nasi merah atau nasi cokelat, serta oatmeal.

Anda juga dapat menambahkan buah-buahan seperti apel dan pisang, serta sayur-sayuran. Sebaliknya, hindari makanan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti makanan manis, kue, dan minuman manis.

5. Diare

Selama bulan puasa, banyak orang—khususnya mereka yang pekerja kantoran—menghabiskan waktu makannya di luar rumah. Makan di tempat makan umum memiliki risiko timbulnya infeksi saluran cerna, khususnya jika kebersihan tempat makan yang Anda datangi tidak terjaga dengan baik.

Untuk mencegah hal tersebut, pilihlah tempat makan yang kebersihannya tempat dan makanannya terjaga, serta hindari mengonsumsi makanan yang terlalu pedas khususnya saat perut masih kosong.

Penting juga untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.

Mencuci tangan sebelum makan adalah metode pencegahan infeksi yang sederhana tapi efektif. Ketika Anda makan tanpa mencuci tangan, bakteri dan kuman yang tertinggal di jari-jari dan telapak tangan dapat berpindah ke dalam mulut. Ini dapat menyebabkan penyakit dan infeksi. Mencuci tangan sesudah makan juga merupakan kebiasaan sehat untuk membersihkan tangan yang berminyak, lengket, atau kotor.

Bahkan, jika Anda menggunakan peralatan makan dan tidak benar-benar menyentuh makanan, ada kemungkinan Anda akan membersihkan gigi dengan jari atau menyeka mulut selama makan. Intinya, mencuci tangan sesudah makan juga merupakan cara agar terhindar dari kuman.

Dengan mengetahui berbagai masalah kesehatan yang sering terjadi saat berpuasa, Anda dapat melakukan pencegahan supaya hal ini tidak mengganggu ibadah dan aktivitas Anda saat puasa Ramadan. Jangan lupa untuk memprioritaskan pola makan sehat saat saur dan berbuka, berolahraga secara rutin, dan istirahat cukup agar puasa Anda berjalan lancar tanpa terhambat oleh penyakit apa pun!(RN/RH/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler