jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Polres Metro Jakarta Selatan membongkar modus baru peredaran narkoba lewat ganja berbentuk susu bubuk cokelat asal Aceh.
Peredarannya pun diakui cukup rapi dan terbatas, di mana para pelaku melakukan transaksi lewat komunitas.
BACA JUGA: Innalillahi, Istri Polisi Tewas Bersimbah Darah, Pelaku Dikepung Massa
"Jadi ada komunitas ganja, komunitas memakai ganja dengan produk-produk lainnya, seperti susu dan kopi ganja ini," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budi Sartono di Mako Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa.
Penyidik Satuan Reserser Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan menangkap dua orang pelaku penyalahgunaan narkoba, yang bertindak sebagai penjual dan yang memproduksi.
BACA JUGA: Mau Tahu Beda Kopi Murni dengan Mengandung Ganja? Begini Kiatnya
Kedua pelaku berinisial AK sebagai penjual di wilayah Jakarta dan SN sebagai pembuat ganja olahan susu, kopi, dan dodol dari Aceh.
Menurut Budi, pelaku AK mengaku sudah tiga bulan mengedarkan ganja bentuk susu bubuk cokelat ini di wilayah Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Instruksi Tegas Kabareskrim Kepada Seluruh Jajaran Polri, Mohon Disimak
"Jadi tersangka KA belinya dari jalur komunikasi 'whatsapp' kepada SN," kata Budi.
Barang yang sudah dipesan oleh KA, akan dikirim oleh SN dari Aceh menggunakan jasa pengiriman ekspedisi. Setiap pemesanan dilakukan lewat pesan instan whatsapp.
Budi menyebutkan, kedua pelaku tidak memasarkan produk ganjanya dengan mengiklankan diri tetapi lewat media sosial.
"Mereka ada punya kelompok tertentu yang memang sudah menggunakan ganja dengan bahan tertentu," katanya lagi.
Adapun target penjualan para pelaku adalah semua kalangan, baik remaja, orang dewasa, hingga anak-anak.
Intinya mereka yang memiliki uang dan bisa membeli akan mereka jual produknya.
Terkait siapa saja komunitas yang menjadi pangsa pasarnya, Budi mengatakan pihaknya masih mendalami hal tersebut dari perkacapan kedua tersangka dalam pesan whatsapp.
"Kami dalami dari percakapannya ternyata mereka punya komunitas khususnya untuk penjual ganja dan lainnya sehingga itu kami tahu mereka ada grup sendiri," kata Budi.
Ganja berbentuk susuk bubu cokelat ini terbilang modus baru, pelaku SN belajar secara otodidak memproduksi ganja berbentuk produk makanan.
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Wadi Sa'bani menyebutkan, SN memasarkan produk makanan berbahan ganja tersebut di rumahnya.
"Di rumahnya itu ada toko oleh-oleh, Khazanah namanya, susu ganja, kopi ganja, dan dodol ganja ini dijual di tokonya itu," kata Wadi.
Pelaku SN membuat ganja berbentuk susu, kopi dan dodol tersebut dengan komposisi 'fifty-fifty' (50:50), yakni 50 persen ganja dan 50 persen lainnya bahan makan.
Mengonsumi susu ganja, kopi ganja maupun dodol ganja memberikan efek bagi pengguna bisa langsung teler, bisa muntah, dan pusing bila dipakai berlebihan.
"Efeknya sama seperti ganja, untuk berapa persen kadar THC (kandungan aktif dalam ganja) masih kami uji di laboratorium forensik, tinggal menunggu hasil," kata Wadi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha