Waspada, Panitia SNM PTN Gadungan Beroperasi!

Sabtu, 14 Mei 2011 – 15:26 WIB

BOGOR- Aksi penipuan berkedok panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2011, belakangan cukup marakPara calon mahasiswa pun diminta berhati-hati terhadap aksi kejahatan yang memanfaatkan momen SNMPTN itu.  

Modusnya, pelaku menghubungi korban melalui telepon ataupun short message service (SMS) mengatasnamakan panitia SNMPTN

BACA JUGA: Angka Kelulusan, NTT Terburuk Bali Terbaik

Penelepon menginformasikan siswa yang bersangkutan dinyatakan lolos jalur undangan di fakultas-fakultas ternama
Bisa ditebak, arah pembicaraan berujung pada permintaan sejumlah uang sebagai syarat masuk kampus dimaksud

BACA JUGA: Alfamart-UBM Berikan Beasiswa Rp2 Miliar



“Jangan dipercaya kabar melalui telepon atau SMS mengatasnamakan panitia SNMPTN
Itu murni penipuan,” kata Ketua Umum Pelaksana SNMPTN 2011, Prof Herry Suhardiyanto, seperti diberitakan Radar Bogor (GrupJPNN).

Menurut Herry, hal-hal terkait SNMPTN hanya dipaparkan melalui laman resmi panitia, yakni www.snmptn.ac.id

BACA JUGA: Calon Pendaftar dan Akses IT Menjadi Kambing Hitam

Ia memastikan, panitia SNMPTN tidak memiliki cabang ataupun memberikan penugasan-penugasan kepada seseorang untuk menghubungi calon mahasiswa secara langsungKarenanya, SNMPTN 2011 menggunakan sistem one way atau satu pola, yakni melalui laman khusus yang telah ditingkatkan daya server juga bandwith-nya“Jangan percaya! Kita tidak ada cabang, tidak ada penugasan, hanya melalui onlineTolong disebarkan,” tegasnya.

Adanya sistem online ini, diakui Herry sebagai upaya untuk memperbaiki mekanisme pendaftaran SNMPTNBelajar dari pengalaman yang sudah-sudah, kerap terjadi masalah jelang pendaftaranSeperti antrean panjang ketika membeli formulir, perjokian, hingga calo formulirSistem online ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah tersebut sembari memupuk kesadaran masyarakat akan teknologi“Para calon mahasiswa bisa mendaftar di mana saja, selama mereka bisa mengakses laman tersebut,” tukasnya. 

Herry yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menjelaskan, pendaftaran SNMPTN telah dibuka sejak Senin (2/5) laluPekan pertama pendaftaran diutamakan pada calon mahasiswa lulusan 2009/2010Adapun mekanisme pendaftaran sebagai berikut; calon peserta diharuskan membayar sesuai dengan ketentuan (tertera dalam laman www.snmptn.ac.id) melalui bank yang ditunjuk panitiaUsai membayar, calon mahasiswa mendapatkan pin, untuk kemudian digunakan sebagai salah satu syarat mendaftar dan mencetak kartu pendaftaran di laman www.snmptn.ac.id .

Namun sistem satu pola ini pun, tidak serta-merta tanpa masalahBerdasarkan laporan dan keluhan dari masyarakat, calon mahasiswa sering menemui kendala seperti nomor pin  tidak bisa digunakan saat mendaftar onlineMenanggapi keluhan itu, Herry mengakui adanya delay tersebutMenurut dia, setelah calon mahasiswa membayar melalui ATM, ada proses pendataan yang membutuhkan waktuTerlebih pada jam-jam sibuk, dimana hampir seluruh calon mahasiswa se-Indonesia mendaftar bersamaan“Memang perlu waktu untuk memprosesApalagi saat sedang antre pendaftaran atau penuh,” ujarnya.

Karenanya, lanjut Herry, calon mahasiswa diharapkan memanfaatkan waktu-waktu yang tidak penuh untuk mendaftarSeperti malam hariMeski kapasistas server sudah ditingkatkan dua kali lipat, banyaknya lalulintas pemakai laman serta kemungkinan jaringan tempat si peserta mengakses, bisa mengakibatkan delay tersebut“Coba dicek terusMungkin memang masih proses,” kata dia.

Akibat delay ini pula, panitia SNMPTN memperpanjang batas waktu pendaftaran bagi siswa lulusan 2009/2010Hal itu guna menghindari masalah seperti pin tidak bisa digunakanPendaftaran online ini, ditutup serentak bagi tiga tahun angkatan yakni 2009, 2010 dan 2011pada Rabu (25/5) mendatangIa mengimbau para calon mahasiswa untuk memastikan kelengkapan data sebelum melakukan pendaftaranTermasuk pilihan bidang studi atau jurusan“Jangan sampai ragu-ragu dan harus mendaftar ulangTentukan dulu sebelum mendaftar,” tandasnya.(ric)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurikulum PKN SD Terlalu Berat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler