jpnn.com - GAIRAH masyarakat untuk bersedekah semakin meningkat. Kemajuan teknologi itu pun dimanfaaatkan untuk mempermudah dalam mengundang dan menyalurkan bantuan. Sayangnya, aksi mulia itu justru dimanfaatkan beberapa orang untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Sri Resqy Irjayanthi mengaku sedang depresi berat. "Saya menyesal seumur hidup, Mas. Sampai sekarang mau gila mikir kelakuan saya sendiri," ujarnya kepada Jawa Pos, Senin (30/9). Mahasiswi Universitas Fajar Makassar itu adalah pelaku penipuan online melalui media sosial Twitter yang dibongkar wartawan koran ini pekan lalu.
BACA JUGA: Keluarga Merasa Kasus Pembunuhan Sisca Yofie Janggal
Ekky, panggilannya, menggunakan akun @pejuang_sedekah dan berhasil meraih dana Rp 11.650.000 dari donatur di seluruh Indonesia. "Saya sudah dipanggil pihak universitas. Mereka minta saya cuti dulu," kata siswi jurusan teknik elektro bidang telekomunikasi itu.
Akun @pejuang_sedekah milik Ekky terbongkar setelah gagal membuktikan validitas foto yang dia gunakan. Ekky menjalankan kejahatannya sejak 10 September 2013. Sebelumnya, akun @pejuang_sedekah adalah akun Twitter yang dia buat dengan nama @loveforsoshi. "Aku buat akun itu 2012, baru tanggal 10 (September) aku pakai untuk cari dana," katanya.
BACA JUGA: Pelajar SMK, Gilir Kakak Kelas di Gedung Pabrik Gula
Dia mengaku khilaf karena pergaulan dan masalah keluarga. Dana yang didapat dari donatur dipakai untuk gali lubang tutup lubang utang kepada teman-temannya. Ekky juga mengaku menonton konser Girls Generation di Jakarta 14 September 2013 dengan dana itu. "Tapi, aku cuma bayar Rp 500 ribu untuk tiket. Sisanya dibayar teman," akunya.
Wartawan koran ini memergoki aksi Ekky pada 21 September 2013 malam melalui jejaring Twitter. Saat itu akun @pejuang_sedekah mengaku sudah menyalurkan dana bantuan yang didapat ke bayi Julio.
BACA JUGA: Bandar Judi Lolos dari Razia Polisi
Kecurigaan muncul karena akun itu aktif memention langsung ke beberapa selebtweet (pengguna Twitter dengan follower puluhan ribu). Misalnya, akun ustad Yusuf Mansur, artis Peggy Melaty Sukma, dan artis Laudya Cinta Bella. Namun, data rumah sakit maupun alamat relawannya tidak dicantumkan. Hanya ada nomor ponsel dan rekening BNI 0304316851 atas nama Sri Resqy Irjayanthi. Ketika ditelepon atau di-SMS, tidak ada respons sama sekali.
Bayi malang yang fotonya dipasang untuk mengais iba itu adalah pengidap hidrosefalus (penyakit yang diakibatkan akumulasi cairan berlebihan di dalam otak). Ekky melalui akun @pejuang_sedekah menulis bahwa bayi itu beralamat di Jalan Cakalang 3 Bulukumba, Sulawesi Selatan dan sudah dibawa pulang dari rumah sakit.
Namun, malam itu juga seorang aktivis Twitter yang kebetulan berdomisili di Bulukumba langsung tergerak untuk mengecek langsung. "Saya menemukan rumah yang sepi, seperti kantor kontraktor listrik. Saya tanya ke tetangga kanan kiri tidak ada bayi Julio," kata Iwan Darmawan yang memiliki akun @IwanBright kepada koran ini.
Kecurigaan bahwa akun @pejuang_sedekah tipu-tipu semakin terungkap ketika gambar yang dipakai itu ternyata sudah ada di Google Images. Rupanya, bayi Julio yang dicomot seenaknya oleh Ekky itu benar-benar ada, namun tinggal dan dirawat di Jogjakarta. Foto bayi Julio terpasang di blog Berbagi Itu Indah.
Seremnya, Ekky juga memasang foto Faqih, seorang pasien radang otak yang wafat pada 6 September 2013 di Bandung Jawa Barat. Akun @pejuang_sedekah menulisnya sebagai Fatih.
Berkat bantuan seorang teman di instansi penegak hukum, nomor HP akun @pejuang_sedekah bisa terlacak di Takalar, Sulawesi Selatan. Penelusuran nama pemilik rekening Sri Resqy Irjayanthi juga berujung pada sebuah akun Twitter atas nama @ekkyresqy, yang juga di Takalar. Klop.
Minggu (22/9) dini hari dia mengirim pesan singkat ke koran ini. Dia mengaku nomor rekeningnya hanya dicatut oleh seseorang bernama "Adi".
Ekky sempat membuat tiga pengakuan yang berbeda. Mulai rekeningnya dipinjam oleh seseorang yang baru dikenal di kampus, lalu orang itu ternyata bernama "Adi", lalu dia mengaku pernah mengambilkan uang karena "Adi" mengancam orang tuanya.
Sepekan lalu, Senin, 23 September, Ekky bahkan berani melapor ke Polres Takalar sebagai korban. Namun, oleh polisi laporan itu tidak diproses dengan alasan kurang bukti. Sorenya hingga tengah malam akun Ekky yang sekarang sudah diganti menjadi @ekky_resqy penuh respons dari pengguna Twitter.
Di antara mereka ada yang pernah mentransfer uang ke rekening Ekky (korban penipuan). Selain itu, ada psikolog dari Kalimantan Selatan, Asmiani Fawziah, dengan akun @djasmia yang terus mencecar Ekky. Selasa pagi (24/9) Ekky mengirim SMS ke koran ini untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Dia juga mengumumkan perilaku jahatnya itu di Twitter. Pengakuan itu sontak disambut kecaman dari ribuan pengguna Twitter.
Ekky juga meminta maaf langsung kepada Mugi Rahayu yang sehari-hari merawat bayi Julio. "Secara pribadi, sebagai manusia, saya memaafkan, Mas. Tapi, saya minta haknya Dik Julio dikembalikan," kata pengelola klinik Mugi Rahayu di Purwomartani, Kalasan, Sleman itu.
Mugi menceritakan, kondisi Julio masih belum stabil. Bayi malang yang lahir pada 2 Juli 2013 itu adalah bayi hasil hubungan tanpa status. "Ibunya asal Temanggung, ayahnya dari Jogja. Tapi, ayahnya tidak mau tanggung jawab," kata Mugi.
Awalnya, bayi Julio dirawat di RS Panti Rapih, Jogjakarta. Namun, karena tidak ada biaya, bayi itu diboyong ke kliniknya oleh para relawan kemanusiaan Sedekah Rombongan yang ber-home base di Jogjakarta. "Lalu, ada teman-teman dari gerakan Berbagi Itu Indah yang ikut menggalang donasi dari internet. Kami kaget ketika fotonya dicatut," katanya.
Saat ini, aku Mugi, dia sudah menerima transfer dari Ekky, namun belum semuanya. "Bagi kami, yang penting pelaku bertobat sebenar-benarnya dan tidak mengulangi lagi sampai kapan pun," katanya.
Bagaimana korban penipuan" Yakni, para donatur yang akhirnya tahu bahwa dananya tidak sampai ke bayi Julio, tapi ditilap Ekky. Saya sudah memberikan keterangan di Polres Jakarta Barat," kata Novita, seorang donatur, kepada Jawa Pos kemarin.
Novita mengaku dimintai keterangan sebagai saksi atas laporan donatur lain. "Setahu saya ada dua yang melapor ke polisi, dari Bekasi dan Bali," katanya.
Secara terpisah, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto menjelaskan, penipuan itu bisa dikatagorikan kejahatan cybercrime. "Korban bisa melapor ke polres setempat," katanya. Agus menjelaskan, Bareskrim mempunyai unit khusus kejahatan cybercrime. "Penipuan dengan internet menjadi perhatian kami," katanya. (rdl/c2/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Bule Hipnotis Money Changer
Redaktur : Tim Redaksi