jpnn.com - PENYAKIT kerancuan kelamin heboh setelah empat anak pasangan Torikin, 42, dan Seni, 39, warga Semarang didiagnonsa mengalami penyakit yang dikenal sebagai congenital adrenal hyperplasia (CAH) itu. Kini keempat anak Torikin sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), Semarang.
Jawa Pos (Induk JPNN) berusaha menulusuri penyakit CAH hingga ke Semarang. Berdasar data yang dimiliki RSND, paling banyak pasien berasal dari kawasan pantai utara (pantura) Jawa. Yakni, daerah Brebes, Pati, sampai Blora. Namun, pihaknya juga menerima pasien dari berbagai tempat di tanah air.
Sejak kapan kawasan pantura punya banyak kasus seperti itu? Tidak diketahui dengan pasti. Sebab, penyebab penyakit kerancuan kelamin belum diketahui pasti. Dari total penderita, 27 persen kasus terbukti diturunkan secara genetis. Sisanya tidak diketahui, mungkin disebabkan pestisida, obat-obatan selama hamil, atau jamu.
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Penyakit yang Bikin Jenis Kelamin Tak Jelas
"Tipe bahaya dari CAH adalah salt losing. Mengancam jiwa," ujar dr Achmad Zulfa Juniarto MSi Med SpAnd PhD Senin (16/3).
CAH adalah kelainan bawaan yang dipicu gangguan pada kelenjar adrenal atau anak ginjal. Organ itu tidak dapat memproduksi kortisol atau hormon stres. Jika tidak diobati, bisa terjadi perubahan fisik pada penderita. Gampangnya, perempuan menjadi laki-laki.
Sekretaris Tim Penyesuaian Kelamin RSUP dr Kariadi, Semarang, itu menambahkan, selama penanganan kasus, sudah ada 7 di antara 72 pasien CAH yang meninggal. Ditandai dengan demam, muntah, diare, dan shock. Meski demikian, kelainan itu juga punya peluang besar untuk disembuhkan. (dim/kim/mas)
BACA JUGA: Politikus PPP Sesalkan Aksi Brimob di Kaltim Serang Asrama Atlet
BACA JUGA: Kunker, Presiden akan Temui 1.000 Pengusaha Jepang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi III DPR Desak Penyerangan Puluhan Brimob ke Wisma Atlet Diusut
Redaktur : Tim Redaksi