Waspada Telur Infertil Beredar Lagi, Begini Cara Membedakannya

Minggu, 10 Mei 2020 – 19:12 WIB
Ilustrasi telur. Foto: Pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Saat ini sedang marak telur ayam yang dijual dengan harga sangat murah.

Anda patut waspada. Bisa jadi telur yang harganya di bawah pasaran tersebut adalah jenis infertil atau HE.

BACA JUGA: Harga Cabai Rawit tak Lagi Pedas, Telur Melorot

Di pasaran ada dua jenis telur, yakni telur konsumsi dan telur tetas. Telur konsumsi adalah telur yang paling banyak ditemui di pasaran.

Telur ini dihasilkan oleh ayam ras petelur dan dihasilkan tanpa dibuahi ayam jantan. Jadi otomatis tidak mengandung bakal embrio.

BACA JUGA: Ada Wanita Bagikan Telur Paskah Berisi Gambar Cabul, Nih Foto Pelakunya

Sementara jenis telur tetas dihasilkan oleh perusahaan pembibitan ayam (breeder).

Ayam yang menetas dari telur ini dihasilkan dengan melakukan pembibitan berupa pemeliharaan induk betina dan jantan dalam rasio tertentu dalam satu kandang.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Rakyat Sedang Bingung, Ruhut di Antara Sri Mulyani vs Anies Baswedan

Dalam proses penetasan ini akan dilakukan langkah candling atau peneropongan.

Jika embrio telur terlihat maka prosesnya akan dilanjutkan.

Jika telur tidak mengandung embrio maka akan dipisahkan. Telur inilah yang disebut telur infertil.

Ribuan telur tetas akan diproses dalam mesin pengeraman. Telur didiamkan selama 18 hari dengan suhu hangat yang sudah disesuaikan. Setelah masa 18 hari, telur akan disortir lagi.

Telur yang memiliki embrio (fertil) akan lanjut ke tahap berikutnya. Sementara telur yang tanpa embrio (infertil) akan disisihkan.

Telur ini seharusnya dibuang tapi ternyata ada saja oknum yang membutuhkan telur ini untuk dijual kembali dengan harga sangat murah.

Pemerintah secara tegas melarang peredaran telur ayam infertil. Larangan menjual telur HE diatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. 

Namun kenyataannya, telur ini masih banyak beredar di pasaran.

Karena berasal dari telur yang tak terpakai atau produk buangan, harga telur infertil ini sangat murah.

Harganya di kisaran Rp 4.000 - Rp 7.000 per kilogram, jauh di bawah harga telur ayam ras yang umumnya dijual di pasar di atas Rp20.000 per kilogram.

Selain itu, berbeda dengan telur ayam ras yang bisa bertahan selama sebulan di luar ruangan, telur infertil lebih cepat membusuk karena berasal dari telur yang dibuahi oleh ayam pejantan.

Terlebih lagi telur ini sudah melewati proses di mesin tetas.

Telur infertil hanya bisa bertahan seminggu dalam suhu ruang. Lebih dari itu maka telur akan segera membusuk dan kandungan nutrisinya rendah.

Setelah dimasak, telur infertil akan memiliki tekstur yang kenyal, rasa hambar serta bagian kuning telur sudah pudar.

Jika kualitasnya menurun, tentu saja telur tidak bisa lagi dikonsumsi.

Ada cara mudah membedakan telur infertil dengan telur segar. Lapisan kulit telur infertil terlihat lebih putih pucat dan berbobot lebih ringan. Soal ukuran, telur ini memiliki ukuran yang sama. (ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler