Waspada, Teroris Internasional Gunakan Gim Daring Rekrut Anggota Baru

Rabu, 11 Oktober 2023 – 22:37 WIB
Pengamat Intelijen dan Keamanan Nasional Dr Stepi Anriani (Antara /HO Humas FKPT Kaltim)

jpnn.com - JAKARTA - Para orang tua diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan buah hati tercinta.

Kewaspadaan dan perhatian ekstra dari para orang tua sangat penting menyusul langkah para teroris yang menggunakan gim daring dalam melakukan perekrutan calon anggota.

BACA JUGA: Warga NTT Diminta Waspada Masa Transisi Musim Hujan

Menurut Pengamat Intelijen dan Keamanan Nasional Stepi Anriani, perekrutan calon teroris jaringan internasional sudah masuk ke Indonesia melalui gim daring.

Untuk itu para orang tua penting untuk sering memantau gim yang diikuti anak.

BACA JUGA: BMKG Minta Masyarakat Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia

"Perekrutan calon teroris jaringan internasional yang sering melalui media sosial, tetapi sekarang sudah dilakukan pula melalui gim daring yang memang digemari remaja dan anak-anak," ujar Anriani saat menjadi narasumber seminar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kaltim di Samarinda, Rabu (11/10).

Anriani mengajak para orang tua, terutama kaum ibu aktif memantau ketika anak memainkan gawai.

BACA JUGA: BMKG: Waspada Angin Kencang di Wilayah Sulut hingga 5 September

Baik gawai yang digunakan untuk media sosial maupun untuk gim daring.

Dia menilai pemantauan yang dilakukan harus dengan cara lembut dan melihat situasi agar anak tidak tersinggung.

Menurut Anriani, pola yang dilakukan oleh perekrut, awalnya melalui percakapan saat bermain gim daring.

Dimulai dari asal negara atau asal daerah, dilanjutkan dengan hal lain yang kemudian sampai pencucian otak untuk anggota baru yang disiapkan menjadi teroris.

Perekrut dari ISIS, misalnya, dalam pencucian otak kepada calon teroris, selalu melakukan propaganda agama sehingga anggota baru yang tidak memiliki landasan agama dengan benar mudah terpengaruh dan rela bergabung, kemudian berjuang untuk ISIS.

"Padahal ISIS berjihad bukan untuk agama, tetapi mereka berjuang untuk kekuasaan dan untuk teritorial, sedangkan mereka membungkus perjuangan demi agama, tujuannya adalah untuk menarik simpati orang yang seagama," katanya.

Giat yang dibuka oleh Maira Himadhani, selaku Subkoordinator Partisipasi Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini mengangkat tema 'Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP), Cerdas Digital, Satukan Bangsa'.

Maira mengatakan radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa.

Hasil survei oleh BNPT tahun 2020 menyatakan faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut turut adalah diseminasi sosial media.

Kemudian, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.

Perempuan memiliki posisi sangat vital dalam keluarga, bahkan dalam masyarakat secara lebih luas.

Perempuan bahkan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikal terorisme.

"Seorang Ibu bisa menjadi partner dialog bagi anaknya, kemudian sebagai seorang istri, perempuan bisa menjadi partner diskusi suaminya dalam berbagai hal, termasuk dalam pemahaman ajaran agama yang diharapkan menjadi filter awal/ pendeteksi awal dari setiap kejanggalan yang ditemukan dalam keluarga," kata Maira. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, Ada Penipu yang Mencatut Nama Staf Ketua KPK, Begini Modusnya


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler