BOGOR – Teror virus baru flu burung jenis H7N9 jadi perhatian serius. Setelah dinas kesehatan mewanti-wanti. Dinas Pertanian juga memperketat pengawasan di beberapa lokasi peternakan.
“Kita telah data, dan datangi para pemilik unggas agar menjaga kebersihan hewan peliharannya. Dan cepat melaporkan kepada petugas jika ada kematian secara mendadak,” ujar Kasie Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Kota Bogor, Patri Antariksina Ranbusari kepada Radar Bogor (Grup JPNN), Kamis (11/4).
Sebelum ada kabar merebaknya kasus ini di Cina, kata dia, pihaknya sudah melakukan sosialisasi di kecamatan dan kelurahan agar selalu waspada dengan kesehatan hewan peliharaan terutama unggas.
Dia mengaku, di Bogor ini memang tidak ada peternakan besar, namun kebanyakan memelihara unggas dalam jumlah kecil di rumah. Hal itu, justru perlu mendapatkan perhatian serius, di mana keberadaannya sangat dekat dengan manusia.
“Kita telah berikan surat edaran kepada masyarakat terkait bahaya virus ini. Tak hanya itu, mengundang para kader membantu memberikan pemahaman. Jika ada kejadian cepat laporkan,” jelasnya.
Dia mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat bahwa hewan unggasnya mati mendadak. Namun, terus melakukan pengawasan, di sembilan kelurahan yang pernah menjadi daerah endemis.
Sebelumnya, Bidang P3KL Dinkes Kota Bogor dr Eddy Darma mengatakan, telah melakukan antisipasi karena ditakutkan Kota Bogor terserang kembali wabah tersebut.
Menurutnya, ada sembilan kelurahan yang pernah menjadi daerah endemis virus itu. Di antaranya, Cilendek Barat, Cilendek Timur, Kedung Badak, Tanah Baru, Mulyaharja, Tegalgundil, Cimahpar, Kedung Jaya, dan Cibadak.
“Dengan maraknya penyakit itu, wilayah tersebut akan jadi perhatian kami dengan memperketat pengawasan, karena ditakutkan virus baru itu bermutasi dan mewabah kembali,” jelasnya.
Dia menambahkan, masyarakat pemilik unggas harus lebih memperhatikan hewan ternaknya, dengan memvaksin agar kesehatannya tetap terjaga. Eddy mengatakan, rumah sakit pun harus melakukan pemeriksaan lebih detail jika ada pasien yang terkena gejala sesak napas, yang disebabkan infeksi paru-paru. Gejala seperti itu jangan dianggap biasa karena ditakutkan ada indikasi terinfeksi flu burung.
“Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga virus ini tidak tersebar di Bogor. Kepada para pengusaha yang memiliki peternakan besar selalu menjaga kebersihannya,” tegasnya.(bac/b)
“Kita telah data, dan datangi para pemilik unggas agar menjaga kebersihan hewan peliharannya. Dan cepat melaporkan kepada petugas jika ada kematian secara mendadak,” ujar Kasie Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Kota Bogor, Patri Antariksina Ranbusari kepada Radar Bogor (Grup JPNN), Kamis (11/4).
Sebelum ada kabar merebaknya kasus ini di Cina, kata dia, pihaknya sudah melakukan sosialisasi di kecamatan dan kelurahan agar selalu waspada dengan kesehatan hewan peliharaan terutama unggas.
Dia mengaku, di Bogor ini memang tidak ada peternakan besar, namun kebanyakan memelihara unggas dalam jumlah kecil di rumah. Hal itu, justru perlu mendapatkan perhatian serius, di mana keberadaannya sangat dekat dengan manusia.
“Kita telah berikan surat edaran kepada masyarakat terkait bahaya virus ini. Tak hanya itu, mengundang para kader membantu memberikan pemahaman. Jika ada kejadian cepat laporkan,” jelasnya.
Dia mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat bahwa hewan unggasnya mati mendadak. Namun, terus melakukan pengawasan, di sembilan kelurahan yang pernah menjadi daerah endemis.
Sebelumnya, Bidang P3KL Dinkes Kota Bogor dr Eddy Darma mengatakan, telah melakukan antisipasi karena ditakutkan Kota Bogor terserang kembali wabah tersebut.
Menurutnya, ada sembilan kelurahan yang pernah menjadi daerah endemis virus itu. Di antaranya, Cilendek Barat, Cilendek Timur, Kedung Badak, Tanah Baru, Mulyaharja, Tegalgundil, Cimahpar, Kedung Jaya, dan Cibadak.
“Dengan maraknya penyakit itu, wilayah tersebut akan jadi perhatian kami dengan memperketat pengawasan, karena ditakutkan virus baru itu bermutasi dan mewabah kembali,” jelasnya.
Dia menambahkan, masyarakat pemilik unggas harus lebih memperhatikan hewan ternaknya, dengan memvaksin agar kesehatannya tetap terjaga. Eddy mengatakan, rumah sakit pun harus melakukan pemeriksaan lebih detail jika ada pasien yang terkena gejala sesak napas, yang disebabkan infeksi paru-paru. Gejala seperti itu jangan dianggap biasa karena ditakutkan ada indikasi terinfeksi flu burung.
“Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga virus ini tidak tersebar di Bogor. Kepada para pengusaha yang memiliki peternakan besar selalu menjaga kebersihannya,” tegasnya.(bac/b)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawasan Hutan Lindung Ditanami Sawit
Redaktur : Tim Redaksi