jpnn.com - Kabut asap seakan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, terlebih jika Anda tinggal di kota besar seperti Jakarta. Kondisi tubuh yang terpapar kabut asap setiap hari tidak boleh dianggap remeh. Segudang bahaya bagi kesehatan bisa mengintai, yang nantinya dapat mengganggu aktivitas Anda.
Dampak paparan kabut asap
Salah satu organ yang mendapat dampak dari paparan kabut asap adalah paru-paru. Menurut dr. Devia Irine Putri dari Klikdokter, dampak langsung yang akan dirasakan seseorang yang sering terkena kabut asap adalah infeksi paru dan saluran napas.
BACA JUGA: Kualitas Udara di Jakarta Buruk, Bagaimana Kondisi di Bekasi?
Masih menurut dr. Devia, kabut asap yang berasal dari rokok maupun kendaraan, bisa menyebabkan iritasi pada selaput lendir hidung, mulut dan juga tenggorokan. Dia menjelaskan bahwa orang yang bekerja di daerah padat seperti Jakarta rentan mengalami peradangan pada sistem saluran napas bila tak mengenakan masker.
“Bahkan jika terus-terusan terkena kabut asap, paru-parunya bisa jadi sesak juga, dan orang tersebut jadi sulit untuk bernapas,” ujar dr. Devia.
BACA JUGA: Nasdem: Polusi Jakarta Bukan Hanya Urusan Anies Baswedan
Gangguan lainnya yang mungkin menyerang
Selain gangguan pada pernapasan, ada gangguan lainnya yang bisa menimpa Anda jika sering menghirup atau terkena kabut asap. Berikut ini adalah di antaranya:
1. Alergi
Selain munculnya infeksi pada saluran napas, Anda juga bisa mengalami alergi yang berkepanjangan. Alergi gatal maupun alergi yang menyebabkan flu, bisa mengintai Anda dengan mudah jika tidak melakukan pencegahan.
BACA JUGA: 6 Cara Mengatasi Jerawat Batu
“Sangat disarankan agar orang yang sering mondar-mandir di kota besar menggunakan masker, terlebih lagi jika orang tersebut menggunakan motor atau berjalan kaki untuk beraktivitas. Gunakan masker yang proper, yang menutupi hidung dan mulut secara menyeluruh untuk meminimalkan asap yang terhirup,” ujar dr. Devia
2. Iritasi mata
Tidak hanya mengganggu sistem pernapasan, mata Anda pun juga bisa ikut teriritasi karena terkena kabut asap terlalu lama. Mulai dari terasa gatal, perih, mata berair, dan mata merah juga bisa terjadi.
Solusinya, gunakan kacamata hitam jika sekiranya kabut asap terlihat sangat parah di jalanan. Jika tidak memiliki kacamata hitam, Anda bisa membawa obat tetesan mata atau obat pencuci mata yang dijual di apotek terpercaya.
Selain itu, Anda juga bisa membawa obat tetes air mata buatan. dan meneteskan obat tersebut setelah terkena kabut asap di jalanan, agar mata kembali bersih dan segar.
3. Merusak kulit
Senyawa kimia yang berasal dari kabut asap dapat merusak struktur kolagen kulit dan menghambat produksinya. Oleh karenanya, kulit yang sering terpapar sinar matahari akan cenderung kusam, keriput dan kasar.
Untuk mencegah kerusakan kulit, gunakan losion atau sunblock dengan SPF minimal di atas 30, sehingga melindungi kulit secara saksama. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kain atau jaket untuk melindungi kulit dari paparan kabut asap jalanan.
4. Meningkatkan risiko kanker kulit
Kulit dapat menyerap berbagai zat berbahaya yang terhimpun di dalam kabut asap. Jika ini terjadi dalam waktu lama, maka risiko terjadinya kanker kulit akan semakin besar. Kondisi ini menjadi semakin parah jika Anda juga kerap terpapar sinar ultraviolet setiap hari.
Waspadai kabut asap yang tak hanya bahaya bagi tubuh, tapi juga untuk kesehatan kulit Anda. Segera lakukan tindakan pencegahan, agar tak mengalami berbagai gangguan kesehatan.(NP/RH/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayushita Komentari Polusi Udara di Jakarta, Begini Katanya
Redaktur & Reporter : Yessy