Waspadai Kanker Payudara pada Kehamilan, Lestari Moerdijat: Deteksi Dini Diperlukan

Kamis, 30 Mei 2024 – 15:07 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat menyampaikan sambutan pada seminar kesehatan dengan tema PABC di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/5). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menyoroti tingginya kasus kanker payudara yang terjadi pada kehamilan atau Pregnancy Associated Breast Cancer (PABC).

Dia pun menekankan kesehatan ibu dan anak seharusnya mendapatkan perhatian serius untuk menghindari PABC.

BACA JUGA: Penanganan MRCCC Siloam Hospitals Sudah Canggih, Pasien Kanker Tak Perlu ke Luar Negeri

Pernyataan itu disampaikan Lestari Moerdijat saat memberi sambutan pada seminar kesehatan dengan tema PABC di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/5).

"Saya juga kaget data PABC ternyata tinggi. Upaya untuk mencegah kanker payudara selama masa kehamilan dan menyusui harus menjadi kewaspadaan bersama," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/5).

BACA JUGA: Cegah Serangan Kanker Payudara dengan Mengonsumsi 5 Makanan Ini

Menurut Rerie yang akrab disapa, meskipun jarang terjadi, PABC adalah salah satu jenis kanker payudara ganas yang paling umum terjadi selama kehamilan dan menyusui.

Dia mengatakan kondisi kesehatan perempuan pada periode kehamilan hingga pascamelahirkan harus mendapat perhatian serius, karena yang dihadapi tidak hanya soal kesehatan fisik, tetapi kerap menghadapi masalah psikologis.

BACA JUGA: Waspada, Ini 4 Makanan Penyebab Kanker Payudara

Hal itu sejalan dengan tujuan SDGs terkait pemenuhan kesejahteraan ibu dan anak untuk mencapai target kesehatan yang lebih baik secara global, yakni menurunkan angka kematian ibu sebesar 70 per 100 ribu kelahiran.

Selain itu, kata Rerie, deteksi dini dengan metode periksa payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan untuk memastikan kesehatan ibu hamil.

"Deteksi dini diperlukan, karena PABC seringkali bersifat agresif," jelasnya.

Legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu menegaskan kesehatan ibu dan anak mesti mendapatkan perhatian terpusat dalam dinamika pembangunan nasional.

"Tahun lalu kami menyerukan agar gerakan pemeriksaan kesehatan dasar ke posyandu harus digalakkan untuk mengakselerasi peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak sejak dini dalam upaya membangun sumber daya manusia (SDM) yang tangguh," ujarnya.

Melalui pemeriksaan menyeluruh, kata Rerie, sangat memungkinkan bagi para ibu untuk mengetahui kondisi kesehtan terkini, termasuk menjadi langkah pertama deteksi dini PABC.

Rerie menegaskan pembangunan sumber daya manusia mesti mempertimbangkan dimensi kesehatan masyarakat khususnya kesehatan perempuan.

"Perempuan atau ibu itu adalah tiang peradaban suatu bangsa. Asumsi ini dapat menjadi dasar restrukturisasi sistem pelayanan kesehatan," tegasnya.

Menurut Rerie, yang juga survivor kanker payudara itu, berbagai pemikiran mendalam tentang pengendalian dan pengobatan PABC harus menjadi catatan untuk diperluas agar penjadi pemahaman masyarakat.

"Bagaimanapun juga, program prioritas nasional menuju Indonesia Emas yang bertujuan menciptakan generasi unggul dan berdaya saing mesti dimulai dengan jaminan kesehatan ibu dan anak," pungkas Rerie. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler