Waspadai Manuver Politik Kutu Loncat

Jumat, 14 Maret 2014 – 22:17 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan politik kutu loncat sudah menjadi fenomena. Menurutnya, fenomena ini sudah terjadi lama dan orang-orang yang bermanuver ini termotivasi atas  jabatan dan kekuasaan daripada pengabdian.

"Mulai negara ini berdiri, selalu ada petualang politik mencari keuntungan," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (14/3).

BACA JUGA: TNI Kirim 24 Panser Anoa Buatan Pindad ke Sudan

Untuk itu, Siti mewanti-wanti agar partai politik hati-hati dengan para petualang politik semacam itu. Menurutnya, parpol harus memikirkan kepentingan yang jauh lebih besar, yakni membenahi negara, bukan sekadar mencari kepentingan sesaat.

"Parpol harus hati-hati. Parpol harus merekrut orang-orang yang sungguh-sungguh bisa membenahi negeri ini, bukan malah menggerogotinya," tambah Siti.

BACA JUGA: Gerindra Dukung Pengangkatan Honorer tanpa Tes

Pengamat politik dari Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow menambahkan para kutu loncat atau petualang selalu memanfaatkan partai yang bisa mengakomodasi kepentingannya."Mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk partai agar keinginannya terakomodasi," kata Jeirry saat dihubungi di Jakarta, Jumat (14/3).

Tak heran, lanjutnya, sejauh ada peluang terbuka dari partai, mereka akan memanfaatkannya. Dia melanjutkan, dengan imbalan mahar yang besar, banyak partai yang tergoda untuk merekrut mereka. "Partai sih senang-senang saja karena mereka akan menjadi sumber keuangan menghadapi pemilu," katanya.

BACA JUGA: Besok, SBY ke Riau Tinjau Penanganan Asap

Baru-baru ini, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumhur Hidayat menyatakan keinginannya bergabung ke PDI Perjuangan. Jumhur bahkan dianggap kutu loncat oleh Kepala Divisi Pendidikan Politik Solusi Pemuda Indonesia (SPI) Ramadhan Isa. Dia masih ingat ketika Jumhur masuk ke Partai Bintang Reformasi (PBR). Merasa tak betah, dia berpindah ke Partai Serikat Indonesia. Terakhir dia bergabung dengan Demokrat dan cukup lama menjabat Kepala BNP2TKI.

"Jumhur harusnya menjadi pemuda yang menjadi panutan untuk memberi contoh yang baik, tidak seperti ini," ujar tokoh muda NU itu.  

Ramadhan melihat aksi kutu loncat yang dilakukan Jumhur sangat tak bagus .Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief, dalam akun facebook-nya meminta Jumhur mundur dari jabatannya. "Selamat kepada rekan saya Jumhur Hidayat yang memilih medan perjuangan baru. Sikap ini harus juga diikuti sikap kesatria untuk menyatakan mundur dari Kepala Badan (BNP2TKI), karena tidak etis kalau dijabat oleh partisan," katanya.

Selain Jumhur, muncul juga nama Direktur Utama Lion Air Group Rusdi Kirana yang memilih bergabung bersama Partai Kebangkitan Bangsa setelah ditolak masuk ke Demokrat. Tak bisa dilupakan juga adalah manuver CEO MNC Group Hary Iswanto Tanoesoedibjo yang sempat bergabung ke Nasdem kemudian loncat ke Hanura. Tak lama kemudian dia dideklarasikan sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto, ketua umum Partai Hanura. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peserta Konvensi Demokrat Senang Jokowi Nyapres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler