jpnn.com - JAKARTA - Masyarakat diimbau untuk senantiasa memperhatikan pola hidup buah hati tercinta, agar terhindar dari penyakit baru yang cukup berbahaya, gagal ginjal akut misterius.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan 42 kasus di DKI Jakarta.
BACA JUGA: Kematian Akibat Covid-19 di DKI Naik Sepekan Terakhir, Sebegini Angkanya
Dari jumlah tersebut sebanyak 25 orang meninggal dunia.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, pihaknya bersama pemerintah pusat telah melakukan investigasi terhadap penyakit yang banyak menimpa anak di bawah enam tahun tersebut.
BACA JUGA: Tetap Waspada, Kasus COVID-19 di Jakarta Terus Meningkat
"Kami berkolaborasi, bersinergi antara pusat dan daerah. Itu menjadi penting karena sama-sama hal yang relatif baru," ujar Widyastuti di Jakarta, Jumat (14/10).
Widyastuti mengatakan pihaknya telah mengumpulkan rumah sakit terkait kemunculan penyakit gagal ginjal akut misterius itu, terutama membangun tata kelola bersama untuk melakukan penelusuran.
BACA JUGA: Mayoritas Pasien yang Terkena Omicron Sudah Vaksin 2 Kali
Dia lantas meminta rumah sakit di Jakarta bersiaga dan memberi informasi kepada Dinas Kesehatan DKI apabila merawat pasien anak-anak dengan gejala gagal ginjal akut.
Widyastuti juga meminta orang tua untuk memastikan kecukupan cairan bagi anak-anak untuk mencegah terjangkiti penyakit gagal ginjal akut misterius.
Widyastuti menjelaskan, untuk anak-anak kecukupan air berbeda dengan dewasa yang minimal disarankan minum delapan gelas berukuran 230 mililiter per hari atau sekitar dua liter air.
"Kalau bayi, anak-anak (kecukupan air) disesuaikan ukuran berat badannya," katanya.
Selain itu, dia mengimbau orang tua menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak.
Dinas Kesehatan DKI menjelaskan, gejala awal gangguan ginjal akut misterius di antaranya demam, diare dan muntah serta batuk dan pilek.
Kemudian, gejala lanjutan di antaranya jumlah urine dan frekuensi buang air kecil berkurang, badan membengkak, penurunan kesadaran dan sesak nafas.
Jika ditemukan gejala demam, diare, muntah dan frekuensi buang air kecil berkurang, Dinas Kesehatan DKI mengimbau sebaiknya dalam 12 jam harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
"Makin cepat terdeteksi, makin baik perbaikan penyakit jika ditangani khusus," katanya.
Adapun langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah gangguan ginjal di antaranya dengan mencukupi kebutuhan cairan harian sesuai usia, konsumsi makanan lengkap dan gizi seimbang.
Kemudian, terapkan pola hidup sehat, hindari mengonsumsi obat keras terbatas tanpa resep dokter.
Pihaknya meminta masyarakat tidak panik dan tetap waspada, terutama jika jumlah dan frekuensi buang air kecil anak berkurang.
Gangguan ginjal akut misterius merupakan kondisi ketika ginjal tiba-tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah dan tanpa diketahui penyebab utamanya.
Penyebab pasti dari gangguan ginjal itu belum diketahui dan masih dalam investigasi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI yang diunggah Instagram @dinkesdki, sejak 1 Januari hingga 13 Oktober 2022, ada 42 laporan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta.
Kasus itu terdiri dari 29 kasus laki-laki dan 13 kasus perempuan.
Dari jumlah itu, 37 kasus balita dan lima kasus usia 5-18 tahun.
Dari 42 kasus itu Dinkes DKI mencatat sebanyak 25 orang meninggal dunia, rawat inap (7) dan sembuh (10). (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puan Maharani Minta Waspadai Potensi Lonjakan Kasus Positif Covid-19
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang